Jogja
Selasa, 4 April 2017 - 15:55 WIB

WISATA JOGJA : Wisata Belajar dan Keluarga, Segmen Potensial Membidik Wisman Tiongkok

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Wisata Jogja membidik wisatawan asal Tiongkok dari segmen keluarga dan pelajar

Harianjogja.com, JOGJA-Wisatawan mancanegara asal Tiongkok merupakan pangsa pasar yang tengah dibidik Kementerian Pariwisata. Kendati kontribusi kunjungan wisatawan Tiongkok ke Jogja masih kecil, namun potensi wisata belajar dan keluarga merupakan segmen yang tepat untuk menarik kunjungan dari wisatawan tersebut.

Advertisement

Hal itu disampaikan Kabid Pemasaran Dispar DIY, Imam Pratanadi, baru-baru ini. Imam mengatakan Tiongkok merupakan pasar pariwisata yang cukup besar dan potensial yang juga tengah dibidik oleh pemerintah pusat.

“Mungkin tidak seperti Manado, yang membidik wisatawan asal Tiongkok sekaligus dengan mendatangkan ribuan orang ke sana. Jogja dengan wilayah yang tidak terlalu besar ini dapat dilakukan dengan promosi secara bertahap,” ujar Imam.

Segmen pariwisata yang dapat dibidik untuk Jogja yakni wisata belajar dan keluarga. Imam mengatakan segmen pasar ini dinilai akan lebih membuat Jogja menjadi lebih kondusif dan lebih nyaman untuk dikunjungi.

Advertisement

Imam menambahkan secara umum, kunjungan wisatawan mancanegara ke Jogja relatif masih belum pesat pertumbuhannya. Pertumbuhan wisatawan mancanegara per tahun berkisar antara 11%-15%.

“Tahun 2016 lalu, kunjungan wisman ke DIY naik 15 persen dengan jumlah kunjungan 355.000 orang. Akan tetapi kontribusi wisman asal Tiongkok masih sangat kecil sekali,” jelas Imam.

Posisi kunjungan wisatawan asal Tiongkok, kata Imam, sudah cukup baik. Bahkan, peringkatnya berada di sepuluh besar dan berada di bawah Italia. Kendati demikian, Imam mengungkapkan melalui upaya membidik segmen keluarga dan wisata edukasi dapat mendorong pertumbuhan kunjungan ke Jogja.

Advertisement

“Kebutuhan wisata yang diinginkan turis Tiongkok ini lebih pada destinasi wisata pantai. Namun, katanya sudah mulai bergeser ke wisata belajar dan budaya. Itu bisa dimanfaatkan dengan mempromosikan potensi wisata DIY yang lebih banyak menawarkan leisurre,” papar Imam.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif