SOLOPOS.COM - Selain berfoto di gardu pandang, wisatawan Kalibiru juga bisa mencoba fasilitas permainan flying fox, Jumat (25/12/2015). (Rima Sekarani/JIBI/Harian Jogja)

Wisata Kulonprogo banyak yang “ngetop” karena dipromosikan melalui media sosial oleh warga

Harianjogja.com, KULONPROGO- Pemerintah belum mampu ikuti laju pola promosi tempat wisata melalui media sosial, namun mendatang pemerintah siapkan kerjasama untuk menggarap lahan basah promosi tersebut.

Promosi Antara Tragedi Kanjuruhan dan Hillsborough: Indonesia Susah Belajar

Berbagai tempat wisata di Kulonprogo kini makin gencar dipromosikan di berbagai media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan blog pribadi. Banyaknya pengunjung tempat wisata yang didominasi oleh kalangan muda yang melek teknologi dan familiar dengan aplikasi smartphone membuat banyak info wisata dan gambar-gambar daerah wisata tersebut bertebaran di dunia maya.

Ini juga yang mengundang banyak pengunjung untuk datang berwisata ke daerah-daerah tersebut.

Hal ini terbukti dari pendapatan pemkab Kuloprogo lewat tempat-tempat wisata yang telah mencapai 110% per 14 Desember lalu. “Targetnya sudah lebih 10%, pendukung utama dari tempat wisata yang ngetop di sosmed,” ujar Ruri Atmini Retno, Bendahara Penerimaan Disbudparpora belum lama ini.

Tempat-tempat wisata yang paling banyak memberi sumbangsih ini antara lain objek wisata Pantai Glagah, Waduk Sermo, Gunung Kiskendo dan Puncak Suroloyo. Jumlah ini masih terus bertambah mengingat jumlah wisatawan pada musim liburan akhir tahun yang dipastikan akan membludak.

Meski menguntungkan, namun pemerintah sendiri belum bisa mengikuti jenis promosi wisata jenis ini. Pemerintah Kabupaten Kulonprogo melalui Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga selama ini baru melakukan promosi melalui selebaran, pameran wisata, dan travel dialog.

“Hingga saat ini kami masih memaksimalkan lewat travel dialog,” ujar Ekasari Winarsiwi, Kasie Pemasaran dan Promosi Wisata Disbudparpora Kulonprogo pada Harian Jogja, Minggu (27/12/2015).

Adapula promosi yang dilakukan dengan mengadakan fun trip bagi berbagai pelaku wisata di DIY untuk memperkenalkan daerah-daerah wisata baru tersebut. Untuk tahun 2015 sendiri, Disbudparpora telah menghabiskan dana hingga Rp300 juta khusus untuk kegiatan promosi.

Promosi melalui media sosial hanya dilakukan sebatas melalui akun Facebook, Ayo Tamasya ke Kulonprogo yang dioperasikan oleh staf Disbudparpora. “Kami hanya sebatas admin facebook, kalo sosmed yang lain belum,” ujar Eka.

Ia sendiri menyadari jika sosial media memiliki peran besar dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke daerah tertentu. Salah satu contohnya adalah daerah wisata Kalibiru yang berada di area objek wisata Waduk Sermo yang kini jadi primadona di media sosal karena ikon berfoto di rumah pohonnya sejak 2013 silam.

Eka menuturkan jika sosial media membuka kesempatan untuk mempromosikan berbagai wilayah lainnya. “Sekarang yang lagi tren di sosial medis itu seperti Grojogan Mudal dan kebun teh,” jelas Eka.

Berbagai air terjun dan curug yang tersebar di penjuru wilayah Kulonprogo menjadi daya tarik yang potensial khususnya di musim penghujan ini. Pasalnya, curug-curug ini akan mengalami kekeringan dan menjadi kurang menarik di musim kemarau.

Selain itu, tren media sosial yang terus berubah juga sekaligus menangkap berbagai potensi wisata yang sebelumnya belum terdeteksi dan belum dikelola dengan baik oleh pemerintah maupun masyarakat setempat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya