SOLOPOS.COM - Beberapa anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Lestari di Dusun Gunungrego RT 18 RW 05, Desa Hargorejo, Kecamatan Kokap, Kulonprogo menyiram berbagai tanaman yang dibudidayakan di taman herbal, Jumat (9/10/2015). (JIBI/HarianJogja/Rima Sekarani I.N.)

Wisata Kulonprogo kali ini berupa kebun herbal.

Harianjogja.com, KULONPROGO-Mengembangkan taman herbal di kawasan subur dan air berlimpah barangkali sudah biasa. Namun, para Kelompok Wanita Tani (KWT) Lestari di Dusun Gunungrego RT 18 RW 05, Desa Hargorejo, Kecamatan Kokap, Kulonprogo, berusaha menyuburkan taman herbal mereka di wilayah terdampak kekeringan.

Promosi Banjir Kiper Asing Liga 1 Menjepit Potensi Lokal

KWT Lestari didirikan pada 2012 lalu. Awalnya, mereka memulai kegiatan dengan berkunjung di kawasan rumah pangan lestari (KRPL) di desa setempat dan langsung termotivasi menanam berbagai sayuran dan umbi-umbian di pekarangan rumah masing-masing. Semuanya dilakukan secara swadaya dan mandiri.

Setahun terakhir, kegiatan KWT Lestari bertambah dengan membudidayakan aneka tanaman herbal. Ada jahe, temulawak, kencur, kunir, puyang, kunci, suruh, dan lainnya. Akhir tahun ini, mereka bahkan mendapatkan bantuan dari Pemda DIY untuk mengembangkan budi daya khusus tanaman jahe di lahan seluas tiga hektare. “Kita mulai menanam November nanti,” kata Ketua KWT Lestari, Tri Suratminah, kepada Harian Jogja, Jumat (9/10) pekan lalu.

Jika berkunjung ke rumah Tri, deretan tanaman kacang panjang langsung tampak di pekarangan bagian paling depan. Ada juga beberapa polibag berisi tanaman cabai. Sayangnya, tanaman-tanaman itu tampak kering. Musim kemarau berkepanjangan memang menyulitkan. “Kalau ke sini Juli kemarin, itu masih hijau-hijau,” ucap dia.

Meski demikian, masih banyak tanaman yang berusaha diselamatkan, termasuk di taman herbal miliknya. Harian Jogja bahkan menemukan buah tomat hijau dan terong ungu. Tri mengungkapkan, kondisi serupa juga ada di 27 pekarangan rumah anggota aktif lainnya. Warna hijau dedaunan mendominasi taman. Rasanya tidak percaya jika daerah itu mengalami kekeringan.

Air memang barang mahal di Gunungrego. Namun, warga setempat sudah cukup terbantu jaringan PDAM. Meski demikian, Tri mengatakan, air dari PDAM tidak bisa dipakai untuk menyiram tanaman begitu saja. Mereka berusaha hanya menggunakan sisa air yang sudah terpakai untuk kebutuhan lain sebelumnya. “Misalnya saya punya kolam ikan walau kecil-kecilan. Menyiramnya pakai air kolam. Sedikit-sedikit asal rata,” kata Tri.

Tri percaya tanaman herbal bisa dimanfaatkan untuk mengobati berbagai penyakit ringan maupun berat. Keampuhannya tidak kalah dengan obat berbahan kimia. Setidaknya, obat berbahan tanaman herbal bisa diberikan untuk pertolongan pertama dalam kondisi darurat.

Kepala Desa Hargorejo, Nur Tri Yuliastuti menambahkan, saat ini sebagian hasil pengembangan taman herbal di Gunungrego mulai diolah menjadi berbagai produk minuman herbal. Dia berharap, Pemkab Kulonprogo memberikan perhatian dalam bentuk bantuan tambahan modal maupun pendampingan agar kegiatan masyarakat lebih terarah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya