SOLOPOS.COM - Gua mangrove menjadi alternatif objek wisata yang bisa ditemukan di kawasan wisata Pasir Mendhit, Jangkaran, Temon, Kulonprogo. Gua in menyediakan sensasi menelusuri lorong rindang daro pohon yang efektif menahan abrasi pantai ini, November 2016. (Sekar Langit Nariswari/JIBI/Harian Jogja)

Wisata Kulonprogo di hutan Mangrove diatur terkait jumlah pengunjung di atas jembatan

Harianjogja.com, KULONPROGO-Ribuan orang membanjiri kawasan wisata hutan mangrove di Desa Jangkaran, Kecamatan Temon, Kulonprogo selama tiga hari terakhir sejak Jumat (14/4/2017). Pihak pengelola mendapatkan bantuan dari personel kepolisian untuk mengantisipasi potensi kemacetan di jalan wisata.

Promosi Moncernya Industri Gaming, Indonesia Juara Asia dan Libas Kejuaraan Dunia

Pengelola wisata mangrove Pantai Pasir Kadilangu, Suparyono mengatakan, jumlah pengunjung pada Jumat kemarin diperkirakan sekitar 6.000 orang.

Angka tersebut jauh lebih banyak dibanding hari biasa yang rata-rata hanya 500 orang per hari. “Sabtu itu turun sedikit jadi sekitar 5.000 orang,” kata Suparyono, Minggu (16/4/2017).

Suparyono memaparkan berbagai upaya dilakukan untuk mengantisipasi dampak dari lonjakan pengunjung. Sebanyak 40 personel disiagakan untuk menjaga kawasan wisata Pantai Pasir Kadilangu, mulai dari pintu masuk, lokasi parkir, hingga jembatan di hutan mangrove.

Para pengunjung selalu diingatkan agar tidak bergerombol dan berhenti satu lokasi saat menyusuri jembatan. Hal itu dikhawatirkan dapat mengancam kekuatan jembatan jika diberi beban yang berlebih.

Hingga Minggu siang, Suparyono memperkirakan jumlah wisatawan sudah tembus 5.000 orang. Menurutnya, total kunjungan hari itu dapat mencapai lebih dari 6.000 orang. Namun, angka itu belum termasuk dengan pengunjung yang datang ke tiga obyek wisata serupa lainnya di kawasan tersebut.

“Ini busnya saja ada 11. Mereka dari luar daerah semua, seperti Klaten, Wonosobo, dan Solo,” ujar dia.

Suparyono menambahkan, banyak jumlah kendaraan yang memasuki kawasan wisata mangrove membuat kemacetan lalu lintas terjadi. Hal itu karena memang hanya ada satu jalan utama yang menjadi jalur masuk sekaligus keluar bagi para pengunjung.

Ukuran badan jalan juga cenderung sempit. Namun, hal itu bisa diatasi dengan memberlakukan sistem buka-tutup. “Hari ini kami juga dibantu polisi untuk mengatur lalu lintas. Ada enam orang. Jadi sudah relatif lancar,” ungkap Suparyono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya