SOLOPOS.COM - Pemandangan di Puncak Moyeng, Jumat (12/1/2017). (Beny Prasetya/Harian Jogja)

Wisata Kulonprogo di Puncak Moyeng menawarkan pemandangan alam yang indah

Harianjogja.com, KULONPROGO— Bagi sebagian orang berwisata ke tempat terbuka dan minim fasilitas umum bukanlah pilihan yang tepat untuk berwisata.

Promosi Bukan Mission Impossible, Garuda!

Tidak adanya fasilitas berupa toilet umum, tempat parkir, dan akses jalan menuju objek wisata yang tidak layak sering sering menjadi alasan untuk mencoret destinasi wisata itu sebagai berlibur.

Namun begitu hal itu tidak berlaku bagi orang yang mencintai alam bebas. Buktinya, Puncak Moyeng yang tidak memiliki fasilitas toilet, jalan setapak, hingga lahan parkir yang jelas tetap saja dikunjungi  pelancong hingga saat ini.

Berada di Tileng, Pendoworejo, Girimulyo, Kulonprogo, puncak yang langsung berhadapan dengan hamparan sawah, sungai Progo, Laut lepas, sekaligus Gunung Merapi dan Merbabu itu menjadi pilihan bagi pecinta lansekap alam terbuka. Bahkan bukit yang menghadap ke arat timur itu akan menyuguhkan sinar keemasan saat matahari muncul di pagi hari.

Pengurus sementara tempat wisata Puncak Moyeng, Ngadiyo Saputro, mengaku pengunjung yang datang saat ini sebatas kalangan mahasiswa yang menginap dengan membuat tenda dan beberapa kalangan pelukis saja.

“Yang paling ramai tetap tahun baru kemarin, soalnya kan bisa menatap Jogja langsung, kalau kemarau bisa lihat laut Glagah karena daun pohon sekitar puncak sudah gugur,” jelas pria yang akrab dipanggil Gencuk itu.

Selain pemandangan yang indah, Gencuk menambahkan bahwa belum ditarik retribusi dalam bentuk apapun juga menjadi alasan hanya remaja yang kerap datang di Puncak Moyeng itu.

“Pengurus juga belum terbentuk, jadi tidak ada yang menarik retribusi. Saat ini pemuda desa hanya sebatas meminta upah dalam jasa pengamanan motor,” ucap Gencuk.

Namun begitu, objek wisata yang berdekatan dengan obyek wisata Bendungan Kayangan itu yang telah diresmikan oleh Wakil Bupati Kulonprogo, Sutedjo di akhir November lalu itu akan segera dibangun jalan, toilet, hingga fasilitas pendukung lainnya.

“Ya saat ini dikunjungi oleh pemuda, biasanya kamping, jadi kalau nginap serasa milik pribadi,” katanya.

Hingga saat ini, masyarakat setempat belum menarik retribusi dalam bentuk apapun. Permintaan uang kepada pengunjung hanya sebatas untuk meminta jasa atas pengamanan terhadap kendaraan yang mereka titipkan.

“Jadi kalau tidak ada orang [yang jaga tempat parkir] cari saja pak Gencuk di sekitar, titipkan saja kendaraan di tempat saya. tapi kalau sudah dibangun dititipkan ditempat yang disediakan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya