SOLOPOS.COM - Kadilangu Van Java menjadi primadona para wisatawan yang berkunjung ke kawasan wisata mangrove Pantai Pasir Kadilangu di Desa Jangkaran, Kecamatan Temon, Kulonprogo, Senin (24/4/2017) pekan lalu. Pembangunan replika Menara Eiffel yang terbuat dari bambu tersebut membutuhkan waktu sekitar tiga bulan. (Rima Sekarani I.N./JIBI/Harian Jogja)

Gubernur DIY Sri Sultan HB X menganggap permasalahan terkait kawasan wisata mangrove yang berada di wilayah perbatasan Kulonprogo-Purworejo sudah selesai

Harianjogja.com, KULONPROGO-Gubernur DIY Sri Sultan HB X menganggap permasalahan terkait kawasan wisata mangrove yang berada di wilayah perbatasan Kulonprogo-Purworejo sudah selesai.

Promosi Riwayat Banjir di Semarang Sejak Zaman Belanda

Baca juga : Kulonprogo-Purworejo Sepakat Bentuk Sekretariat Bersama Kelola Hutan Mangrove

Dia berharap keberadaan wisata di Desa Jangkaran Temon bisa memberikan manfaat bagi kedua pihak.

Konflik antara pengelola kawasan wisata mangrove di Jangkaran Temon dengan warga Jogoboyo Purworejo Jawa Tengah sempat memanas beberapa kali. Hal itu mengingat para pengunjung harus melewati jalan yang berada di wilayah Purworejo untuk sampai ke lokasi wisata.

Pemkab Kulonprogo dan Purworejo kemudian turun tangan untuk menengahi perkara tersebut.

Sri Sultan HB X mengungkapkan pihak yang mendapatkan keuntungan dari kawasan wisata mangrove memang sudah semestinya bukan hanya pengelola saja. Desa di kabupaten tetangga yang dilalui juga sewajarnya ikut menerima manfaat.

“Sudah selesai kok. Win-win solutions lah. Semua bisa mendapatkan manfaat dari pengembangan wisata,” kata Sri Sultan HB X, Selasa (11/7/2017).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya