SOLOPOS.COM - Rumah Hobbit di Mangunan, Bantul (Arief Junianto/JIBI/Harian Jogja)

Kawasan wisata Mangunan-Dlingo perlu melakukan beberapa perbaikan, salah satunya adalah memberlakukan manajemen pengunjung

Harianjogja.com, BANTUL –Kawasan wisata Mangunan-Dlingo perlu melakukan beberapa perbaikan, salah satunya adalah memberlakukan manajemen pengunjung (visitor management).

Promosi Komeng The Phenomenon, Diserbu Jutaan Pemilih Anomali

Ini merupakan pembatasan jumlah wisatawan yang berkunjung sesuai dengan fasilitas yang disediakan oleh pengelola. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata DIY, Imam Pratanadi pada Selasa (25/4/2017).

Menurut Imam, manajemen pengunjung perlu dilakukan mengingat fasilitas beberapa objek wisata di Desa Mangunan masih dalam tahap pengembangan. Sehingga ketersediaan fasilitas seperti lahan parkir dan MCK perlu disesuaikan dengan jumlah wisatawan yang datang.

Tujuannya adalah meminimalisir kekecewaan wisatawan yang datang berkunjung. “Misalnya jika wisatawan yang datang banyak tetapi lahan parkir yang disediakan sempit, wisatawan akan kecewa dengan pelayanan yang ada,” kata dia.

Selain itu, pembatasan jumlah pengunjung juga dapat mengurangi resiko terjadinya penumpukan wisatawan saat libur panjang tiba. Apalagi, menurut Imam, 12 objek wisata yang berada dalam pengelolaan Pokdarwis Desa Mangunan hampir memiliki karakteristik yang sama.

Jadi, jika dilakukan pemecahan titik konsentrasi wisata, tidak akan terlalu berpengaruh pada minat kunjungan wisatawan. “Nanti ke depan perlu dilakukan komunikasi yang baik antar pengelola destinasi terkait pemecahan kunjungan ini,” kata dia.

Terkait dengan aksesbilitas beberapa destinasi wisata seperti Bukit Mojo dan Bukit Panguk Kediwung yang jalannya masih kurang baik, Imam menggakan manajemen pengunjung juga dapat diterapkan untuk mengatasi kendala tersebut.

Ketua Pokdarwis Mangunan, Widodo mengatakan kendala terbesar yang dihadapi oleh objek wisata di kawasan yang dikelolanya memang terkait akses jalan yang masih buruk. Namun menurutnya, Pokdarwis sudah berkali-kali mendesak Pemkab untuk menyelesaikan permasalahan ini. “Kami berharap akhir 2017 ini, jalanan menuju objek-objek wisata sudah halus,” kata dia.

Sementara ini, pihaknya mengatasi permasalahan akses tersebut dengan menyediakan intermoda berupa mobil pickup milik warga. Solusi tersebut dipilih salah satunya untuk pemberdayaan masyarakat sekitar objek wisata. “Kami ingin semua mendapat manfaat dari objek wisata yang baru dirintis ini. Sehingga yang miskin menjadi kaya,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya