SOLOPOS.COM - Model memperagakan busana dalam acara Fashion on the Street (FOS) Prawirotaman 2017 di depan Hotel Pandanaran, Sabtu (15/7/2017). (Bernadheta Dian Saraswati/JIBI/Harian Jogja)

Fashion on the Street (FOS) Prawirotaman kembali digelar untuk kelima kalinya

 
Harianjogja.com, JOGJA-Fashion on the Street (FOS) Prawirotaman kembali digelar untuk kelima kalinya di halaman Hotel Pandanaran, Sabtu (15/7/2017).

Promosi Era Emas SEA Games 1991 dan Cerita Fachri Kabur dari Timnas

Selain untuk mengangkat daerah Prawirotaman yang dulunya dikenal sebagai kawasan batik, kegiatan ini juga ingin menampilkan karya-karya desainer muda Jogja dan juga luar daerah.

FOS 2017 mempresentasikan hasil karya para anggota Kelompok Anak Muda Berbudaya (Klamb) 6 yang didampingi oleh Ketua IFC Chapter Jogja Lia Mustafa.

Mereka antara lain Aji Klamb, Teffany Klamb, Genni Klamb, dan juga beberapa desainer lain yang terlibat yaitu Lian dari Palembang, Tulin Semarang, Ayu Ghia dari Jakarta, dan Lanny Amborowati dari Jogja. Mereka menampilkan trend fashion dengan konsep “Party dan Adventure”. Masing-masing menampilkan sedikitnya lima karya busana.

Seperti tahun lalu yang mendatangkan guest designer Lenny Agustin, FOS kali ini mengundang Aldrin Indrayana yang mempunyai latar belakang lulusan Foundation Studies dz’ University Of Melbourne tahun 2009-2010, The Fashion Institute Sydney tahun 2012-2013, dan anggota Indonesian Fashion Chamber Surabaya 2017 ini.

“Tahun ini FOS juga melibatkan sekolah-sekolah untuk mengapresiasikan karya desain batik yaitu siswa dari SMKN 2 Gedangsari dan karya dari mahasiswa ISI dan beberapa kampus lainnya,” kata Lia, Sabtu (15/7/2017).

Menurutnya, generasi muda yang kreatif adalah investasi bangsa untuk kemajuan industri kreatif. Hal ini dilakukan demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat dalam lingkup industrinya dan diharapkan inovatif dalam proses berkarya.

Dengan digelarnya FOS 2017 ini diharapkan mampu mengangkat kembali objek Prawirotaman yang tadinya dikenal sebagai kawasan batik biasa menjadi kawasan resto dan perhotelan, tetapi sempat turun karena musibah gempa bumi 2006, bom bali, dan lain sebagainya.

Salah satu desainer yang terlibat, Teffany, mengangkat tema digitarian/party look menggunakan bahan batik cap kontemporer, organza, velvet, dan brokat.

“Saya terinspirasi dari konsep salah satu jenis party yaitu cocktail party, dimana merupakan sebuah acara yang diadakan untuk pertemuan-pertemuan sosial bersama kerabat dekat dengan tujuan tertentu. Fokus utama dalam cocktail party adalah perjamuan, pembauran, dan percakapan yang ringan sehingga kesan yang terlihat lebih santai dan fleksibel,” katanya.

Public Relations Hotel Pandanaran Hatin Waivikanti mengapresiasi bakat desainer muda yang ditunjukkan dari hasil karya mereka dalam FOS tersebut. Hotel Pandanaran di sini turut berperan dalam menyediakan wadah untuk berekspresi.

“Kebetulan jalan ini ramai turis asing sehingga hasil karya para desainer bisa dinikmati mereka [turis asing] juga,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya