SOLOPOS.COM - Sejumlah pengunjung berdatangan di Jogja Thrift Market 3 hari pertama di JEC, Jumat (23/12/2022). - Harian Jogja/Sunartono.

Solopos.com, JOGJA — Potensi transaksi fesyen thrift atau baju bekas di Kota Jogja bisa mencapai miliaran rupiah pada sebuah event. Pengemar pakaian bekas impor ini pun tidak lagi dari kalangan anak muda saja, tapi juga anak-anak dan dewasa.

Penyelenggara Jogja Thrift Market #3, Sapto Daryono, menjelaskan pasar thrift atau baju bekas impor di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus berkembang seiring dengan jumlah penggemar yang kian meluas.

Promosi Championship Series, Format Aneh di Liga 1 2023/2024

Jika sebelumnya fesyen jenis ini hanya tren di kalangan anak muda, namun dalam beberapa tahun terakhir justru meluas di kalangan dewasa dan anak-anak. Hal ini tidak lepas dan tren fesyen thrift yang tidak hanya di nasional, namun juga menjadi tren di skala internasional.

“Jadi thrift [fesyen baju bekas impor] ini tidak hanya tren di sini saja tetapi juga internasional. Tren ini yang membuat potensi pasar di Jogja terus meluas. Bahkan saat ini merambah ke anak-anak banyak yang memakai,” katanya di sela pembukaan Jogja Thrift Market #3 di JEC, Jumat (23/12/2022).

Hal itu dibuktikan dengan banyaknya fesyen thrift untuk anak yang juga banyak terjual dalam setiap event. Alasan banyaknya penggemar karena barang dibeli berkualitas namun bisa didapatkan dengan harga cukup murah. “Pengamatan kami thrift ini sudah semua segmen usia, booming-nya luar biasa,” katanya.

Baca juga: SMA Bosa Jogja Dirusak, 2 Petugas Satpam Jadi Sasaran Pemukulan

Ia mengatakan pada Jogja Thrift Market #2 pada September 2022 lalu nilai transaksi menembus angka Rp5,8 miliar. Adapun pada Jogja Thrift Market #1 digelar April 2022 lalu meruap Rp4,6 miliar. Nominal ini membuktikan bahwa peminat fesyen barang bekas dengan merek tertentu sangat digandrungi masyarakat. Oleh karena itu pada event Jogja Thrift Market#3 yang digelar sejak Jumat-Selasa (23-27/12/2022), pihaknya pun menargetkan transaksi mencapai Rp8 miliar.

“Dengan jumlah pengunjung kami perkirakan sekitar 80.000 orang, hari pertama saat pembukaan sudah mulai penuh, mereka mencari barang berkualitas dengan harga cukup murah,” katanya.

Sapto mengatakan pada event kali ini tercatat ada 254 stan yang menjual khusus barang second hand. Jumlah itu di luar stan kuliner yang mencapai puluhan. Jumlah itu lebih banyak dibandingkan event pertama hanya 152 tenant dan kedua hanya 201 tenant secara keseluruhan.

Baca juga: Agenda Solo Hari Ini: Pekan Seni di Keraton hingga Pasar Thrift dan Kulineran

“Agar kualitas tetap terjaga maka kami memberikan aturan penjualan untuk pakaian pria minimal Rp50.000 dan pakaian kategori wanita minimal Rp30.000. Ini agar pasar tetap terjaga secara merata, selain itu sebelumnya kami melakukan kurasi terhadap para peserta,” ucapnya.

Seorang pengunjung Jogja Thrift Market #3, Alvin, mengatakan membeli barang bekas karena sebagian besar masih tampak seperti baru. Selain itu rata-rata berasal dari merek terkenal, namun bisa dibeli dengan harga murah.

“Biasanya saya beli yang sepatu kalau ada dengan harga terjangkau, selain itu jaket juga pernah. Saat ini banyak teman-teman yang menggunakan juga,” kata mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Jogja ini.

Artikel ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Transaksi Capai Miliaran, Penggemar ‘Thrift’ Baju Bekas di Jogja Merambah ke Anak-anak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya