SOLOPOS.COM - Ilustrasi mayat (JIBI/Harian Jogja/Dok)

Foto Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Dok)

Harianjogja.com-Nauval Fahrizal, 17, dinyatakan meninggal oleh tim dokter. Meski sudah meninggal, keluarga korban masih tidak percaya dan membawanya ke puskemas hingga dua kali.

Promosi Enjoy the Game, Garuda! Australia Bisa Dilewati

Isak tangis mewarnai rumah Nauval Fahrizal, 17, siswa kelas tiga Sekolah Menengah Kejuruan Terune Joyo, yang tewas tiba-tiba di Sungai Parengan, Kedungpoh, Kecamatan Nglipar, Kabupaten Gunungkidul Kamis (15/8/2013) pagi.

Kediaman Nauval di Dusun Gejo RT 06 RW 09, Desa Kedungpoh, Kecamatan Nglipar, berkumpul ratusan warga sekitar. Mereka datang untuk menyaksikan jasad Nauval yang dibawa polisi menggunakan kantong jenazah. Sebagian warga lainnya sibuk menyiapkan tenda dan menata kursi untuk para takziah.

Namun keluarga korban meyakini korban belum meninggal-atau lebih dikenal mati suri. Keyakinan keluarga sempat menggemparkan warga yang hadir. Semua mata yang melihat jasad korban tercengang saat tubuh korban menghangat. Padahal saat tiba di rumah duka, jasad Nauval kaku, wajahnya pun membiru.

Keluarga dan tetangga korban pun kembali melepaskan kantong jenazah. Mereka membalur seluruh tubuh Nouval dengan ramuan tradisional bawang merah dan minyak kelapa. Mereka yakin Nauval masih hidup.

Keyakinan keluarga itu bukannya tanpa dasar. Selama hidupnya Nauval memang memiliki riwayat penyakit lemah jantung. “Cucu saya ini lemah jantung, sering pingsan mendadak,” kata Nenek Nauval, Supi, 60.

Bahkan Supi sempat menyaksikan anak pertama pasangan Sartono dan Ngatini dua kali tak sadarkan diri, namun kemudian sehat kembali. “Pernah waktu main sepedaan [sepeda] tiba-tiba jatuh dan pingsan” tutur dia.

Supi berharap ada keajaiban atas kehidupan cucunya tersebut. Meski keyakinan keluarga mati suri, kepolisian maupun tim medis menyatakan korban sudah meninggal dunia. Untuk membuktikkannya, jasad Nauval dua kali dibawa ke Puskesmas 1 Nglipar dan Puskesmas II Nglipar. Namun, dokter setempat menyatakan korban sudah tidak bernyawa dan menyarankan dibawa pulang kembali. “Kalau dari dokter sudah menyatakan meninggal dunia,” kata Kanit Reskrim Polsek Nglipar Aiptu Ngatimin.

Dika, 12, salah satu saksi yang menyaksikan Nauval pingsan di sungai menyatakan, korban kejang-kejang di pinggir sungai sesaat setelah mandi setengah badan, sekitar pukul 09.45 WIB. Saat itu korban bersama Dika, Anas dan Ozi akan mandi bersama atas ajakan korban.

“Pas njegur ke air sampai setinggi dada, Nauval kademan [kedinginan] naik ke atas dan tubuhnya kejang-kejang,” ucap Dika.

Dia bersama rekannya pun langsung menarik jasad korban dari pinggir sungai, kemudian berteriak minta tolong. Setelah datang pertolongan warga, dia pun pulang.

Hingga pukul 11.30 WIB, keluarga korban masih berharap ada keajaiban Nauval bisa bernapas kembali. Sementara beberapa kerabat dan tetangga menenangkan dan berharap keluarga korban mengikhlaskannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya