Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Banyak cara dilakukan untuk mengisi waktu liburan sekolah, salah satunya dengan menggelar lomba menangkap belut secara tradisional di persawahan Dusun Plumbungan, Putat, Patuk, Sabtu (28/12/2013).
Tak pelak, lomba yang diikuti sejumlah siswa TK, SD dan SMP itu pun menarik perhatian banyak orang. Peserta tidak peduli tubuhnya penuh dengan lumpur. Tangan mereka justru asyik menggali lumpur untuk mencari hewan jenis ikan yang menyerupai ular tersebut.
Promosi Mudik: Traveling Massal sejak Era Majapahit, Ekonomi & Polusi Meningkat Tajam
“Hore dapat satu,” ucap Sidik Fajar Saputra, 12, salah satu peserta lomba.
Licin, itulah salah satu cirri belut yang menyebabkan sulit ditangkap. Tak heran meski berjibaku di lumpur Sidik hanya berhasil menangkap dua ekor.
Panitia lomba menangkap belut Tugiran mengatakan, lomba tersebut sengaja digelar untuk mengisi waktu liburan anak-anak. Menurut dia, banyak anak yang mengisi waktu libur dengan bermain playstation.
Menurut Tugiran, dahulu menangkap belut menjadi kebiasaan anak-anak hingga orang dewasa di dusunnya. Namun kini sudah jarang orang memburu belut.
“Bersamaan dengan pembukaan Festival Kampung Emas yang didampingi UNY kami ingin hidupkan lagi aktivitas tradisional di dusun kami,” kata Tugiran.
Kampung emas merupakan istilah yang disematkan Ikatan Alumni Universitas Negeri Yogyakarta (IKA-UNY) yang akan mendampingi Dusun Plumbungan menuju kesejahteraan dengan menghidupkan kembali kesenian tradisional.