SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Farida Trisnaningtyas/JIBI/SOLOPOS)

Zona merah rawan longsor di wilayah Bantul meluas dan jumlah warga yang terancam semakin bertambah

Harianjogja.com, BANTUL—Zona merah rawan longsor di Bantul meluas. Ribuan kepala keluarga (KK) kini hidup dalam ancaman bencana tanah longsor.

Promosi Keturunan atau Lokal, Mereka Pembela Garuda di Dada

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul mencatat, jumlah area rawan longsor yang masuk zona merah pada tahun ini mencapai 15 desa yang tersebar di Kecamatan Imogiri, Pundong, Dlingo, Pleret, Piyungan dan Pajangan. Ada sebanyak 2.300 KK yang tinggal di zona berbahaya tersebut.

Jumlah desa yang masuk zona merah terus bertambah. Pada 2010 tercatat hanya sebanyak tiga desa rawan longsor, lalu pada 2011-2012 bertambah menjadi 11 desa dan kini menjadi 15 desa. Belasan desa itu dikepung perbukitan dengan kemiringan tebing mencapai 40-50 derajat.

“Batas maksimal kemiringan tebing itu hanya 30 derajat, lewat dari itu sudah berbahaya,” ungkap Dwi Daryanto, Selasa (23/12/2014).

Faktor curah hujan, kerapatan vegetasi dan penggunaan lahan secara serampangan menurutnya menjadi pemicu wilayah tersebut masuk dalam zona merah, misalnya penggunaan lahan untuk pembangunan rumah dengan memotong tanah atau tebing tidak benar dapat memicu longsor. Apalagi, petani tidak menggunakan sistem terasering untuk menahan longsor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya