SOLOPOS.COM - Kabid Pencegahan, Pengendalian Penyakit, Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Dinkes Kota Yogyakarta Lana Unwanah di Balai Kota Yogyakarta, Jumat (8/12/2023) (ANTARA/Luqman Hakim)

Solopos.com, JOGJA — Dinas Kesehatan Kota Jogja menyebut ada ratusan kasus pneumonia pada anak di wilayah tersebut. Dari ratusan kasus tersebut, tidak ditemukan adanya infeksi bakteri mycoplasma pnemunonia.

Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Dinkes Kota Jogja, Lana Unwanah, menuturkan seluruh kasus pneumonia di kota itu merupakan pneumonia biasa dengan kategori ringan hingga sedang.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Masih sampai dengan kategori sedang sehingga tidak memerlukan rawat inap,” kata Lana, Jumat (8/12/2023).

Dia menyebut sebagian besar kasus pneumonia atau kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada anak di Kota Jogja rata-rata disebabkan respiratory syncytial virus (RSV), jamur, atau bakteri selain mycoplasma pneumonia.

Lana menyebutkan sejak pekan pertama 2023 hingga pekan ke-47 tercatat sebanyak 156 kasus pneumonia pada anak yang dirawat di RSUD Kota Jogja.

Sementara, berdasarkan data 18 puskesmas di Kota  Jogja tercatat total sebanyak 441 kasus pneumonia pada anak sejak Januari hingga Oktober 2023.

Menurut Lana, jumlah kasus pnemumonia tersebut tidak mengalami peningkatan signifikan jika dibandingkan data tahun lalu dan seluruhnya sudah sembuh.

Karena masih kategori ringan hingga sedang, menurut dia, cukup ditangani dengan rawat jalan serta pemberian obat-obatan tanpa diperlukan pemeriksaan PCR atau pemeriksaan di laboratorium.

“Kalau tidak menunjukkan gejala yang parah kita tidak sampai pemeriksaan laboratorium yang ke arah sana ya,” kata dia yang dikutip dari Antara.

Lana mengimbau masyarakat di Kota Jogja tidak perlu panik sembari tetap melakukan upaya pencegahan, salah satunya dengan memastikan anak mendapatkan imunisasi lengkap.

Menurut dia, dalam program imunisasi lengkap yang dicanangkan pemerintah sudah ada vaksin pentavalen dan PCV yang dinilai mampu mecegah mycoplasma pneumonia.

“Jangan sampai terlewat jadwalnya untuk imunisasi yang sudah sedemikian lengkap pada anak-anak balita. Capaian imunisasi kita belum sampai 100 persen,” kata dia.

Dia berharap tidak ada masyarakat yang menolak imunisasi, serta tidak ada lagi narasi yang menuding adanya bisnis vaksin menghadapi mycoplasma pneumonia.

“Kadang-kadang masyarakat kita kemudian berpikir ini jualan vaksin, wong vaksinnya semuanya gratis kok tidak ada yang berbayar,” kata dia.

Sebagai upaya pencegahan, Lana juga mengimbau masyarakat membiasakan kembali protokol kesehatan seperti memakai masker serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).

Kasi Pengendalian Penyakit Menular (P2M) dan Imunisasi Dinkes Kota Yogyakarta Endang Sri Rahayu menyebut pemantauan kasus ISPA di seluruh fasilitas kesehatan (faskes) di wilayah ini diintensifkan untuk mencegah kasus pneumonia akibat infeksi bakteri mycoplasma pneumoniae.

Pemantauan intensif telah dilakukan pada 18 puskesmas yang tersebar di Kota Jogja melalui sistem informasi manajemen puskesmas (Simpus).

Langkah itu menyusul terbitnya surat edaran Kemenkes RI Nomor PM.03.01/C/4632/2023 tentang kewaspadaan terhadap kejadian mycoplasma pneumonia di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya