SOLOPOS.COM - Ilustrasi cuaca hujan. (freepik.com)

Solopos.com, JOGJA — Puncak musim hujan di Daerah Istimewa Yogyakarta diprediksi terjadi pada Februari 2024. Masyarakat diminta untuk mewaspadi curah hujan tinggi yang diperkirakan terjadi pada bulan depan.

“Perlu diwaspadai pada periode musim hujan bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan putting beliung yang berpotensi terjadi di daerah-daerah rawan bencana di wilayah DIY terutama di puncka musim penghujan,” kata Kepala Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, Reni Kraningtyas, Senin (22/1/2024).

Promosi Timnas Garuda Luar Biasa! Tunggu Kami di Piala Asia 2027

Reni mengatakan pada tiga dasarian ke depan atau dasarian III Januari hingga dasarian II Februari 2024 curah hujan di DIY diprediksi berkisar antara 20-150 mm dengan kriteria rendah-menengah.

Sementara itu, secara bulanan curah hujan di wilayah DIY pada Februari 2024 diprakirakan berkisar 151 sampai 500 mm atau kriteria menengah-tinggi dengan sifat hujan bervariasi mulai bawah normal sampai atas normal.

Pada Maret 2024 diprakirakan berkisar berkisar 201- 500 mm (kriteria menengah – tinggi), dan April 2024 diprakirakan berkisar 151-500 mm (kriteria menengah – tinggi).

Karena itu, kata Reni, BMKG mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat luas untuk lebih siap dan antisipatif terhadap potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang selama periode musim hujan.

Upaya antisipasi itu, menurut dia, antara lain dengan cara memangkas pohon-pohon rindang yang rentan roboh atau patah akibat angin kencang dan hujan lebat.

“Membersihkan saluran-saluran air, menjaga kesehatan seiring dengan perubahan cuaca yang tidak menentu,” ujar Reni yang dikutip dari Antara.

Dia menyebutkan berdasarkan pengamatan gejala fisis dan dinamika atmosfer laut terkini menunjukkan bahwa angin di wilayah Indonesia selatan ekuator didominasi angin baratan yang mengindikasikan Monsun Asia mulai aktif.

Selain itu, Analisis Indeks El Nino Southern Oscillation (ENSO) dalam kategori El Nino menengah, Dipole Mode Indeks (DMI) dalam kategori dipole mode positif, dan Madden Julian Oscillation (MJO) aktif di perairan Samudera Pasifik.

Sementara itu, analisis anomali suhu muka air laut di Perairan Selatan DIY tercatat 0.0 derajat Celsius sampai 1.0 derajat Celsius atau normal-hangat, dengan suhu berkisar antara 28-30 derajat Celsius.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya