Jogja
Kamis, 14 September 2023 - 14:15 WIB

Cerita Soleh, Siswa SMK di Gunungkidul yang Gigih Cari Sampah untuk Uang Saku

David Kurniawan  /  Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Soleh Eko Wibowo saat memungut sampah di jalan menuju rumahnya di Dusun Jeruklegi, Katongan, Nglipar. Foto diambil Rabu (13/9/2023). (Harian Jogja/David Kurniawan)

Solopos.com, GUNUNGKIDUL — Kegigihan Soleh Eko Wibowo, siswa SMK Teruni Jaya I, Kapanewon Nglipar, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, patut dijadikan contoh. Ia harus berjuang dengan berbagai cara untuk bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari secara mandiri.

Saat waktu menunjukkan pukul 13.30 WIB pada Rabu (13/9/2023), bel pulang sekolah terdengar di SMK Teruna Jaya I. Puluhan pelajar pun keluar dari ruang kelas dan pulang ke rumah masing-masing.

Advertisement

Saat teman-temannya pulang ke rumah, Soleh tidak langsung beranjak pergi dari sekolah. Ia kemudian bergegas menuju ke perpustakaan sekolah. Dia kemudian duduk di teras untuk menyelesaikan gambar animasi yang dibuat, kemudian diunggah ke akun media sosialnya.

Dia sengaja menggambar di sekolah karena mencari tempat yang ada fasilitas WiFi gratis.

Advertisement

Dia sengaja menggambar di sekolah karena mencari tempat yang ada fasilitas WiFi gratis.

“Di sini ada WiFi gratis, jadi bisa digunakan untuk upload ke medsos tanpa kuota,” kata Soleh kepada wartawan, Rabu sore.

Selain belajar di jurusan Bisnis Daring, Soleh memang hobi membuat komik dan animasi pendek di media sosial. Begitu hasil membuat animasi rampung, ia pun tak lantas pulang ke rumah.

Advertisement

Sepeda kayuh tersebut yang selama ini menemaninya saat pulang pergi sekolah. Jarak rumah Soleh ke sekolah lumayan jauh, yakni 15 kilometer. Rumah Soleh berada di Dusun Jeruklegi, Kalurahan Katongan, Nglipar. Sepeda kayuh tersebut merupakan pemberian guru dan warga dua tahun silam.

Sambil perjalanan pulang, ia pun mengamati secara seksama kanan dan kiri jalan untuk melihat ada tumpukan sampah atau tidak. Saat ada tumpukan sampah, ia menghentikan sepedanya untuk mencari botol dan sampah lain yang mempunyai nilai jual.

“Ini kegiatan saya sehari-hari. Kalau libur, rutenya bisa lebih jauh lagi sampai ke Kapanewon Ngawen untuk mengumpulkan sampah,” katanya.

Advertisement

Sampah-sampah yang dikumpulkan tidak langsung dijual, tetapi ditumpuk di rumah hingga terkumpul banyak. Setelah jumlah sampahnya banyak, ia baru menjualnya ke pengepul sampah. Sekali menjual, biasanya ia mendapatkan uang Rp25.000.

“Kalau beruntung kadang juga bisa mendapatkan hasil yang lebih,” katanya.

Meski hasil yang diperoleh tidak banyak, ia mengaku tetap bersyukur. Hasil dari memungut sampah bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sekolah.

Advertisement

Selain itu, ia juga dapat membeli pulsa dan jajan tanpa meminta kepada kedua orang tua.

“Tidak malu dan yang terpenting usaha yang saya jalani halal,” kata Soleh yang ingin menjadi content creator ini.

Di sisi ekonomi, kehidupan keluarga Soleh memang dari kalangan kurang mampu. Ibunya bekerja sebagai tukang kebun dan sang ayah menjadi buruh bangunan.

Kepala Sekolah Teruna Jaya 1 Gunungkidul, Supater Murbo Pribadi, mengatakan dari sisi akademik Soleh tergolong biasa-biasa saja. Dari sisi ekonomi juga termasuk keluarga kekuarangan, sehingga masuk siswa yang mendapatkan bantuan untuk bersekolah.

Meski demikian, ia memberikan apresiasi karena ada semangat ketekunan dan kerja keras dalam diri anak didiknya tersebut. Sepulang sekolah tidak langsung pulang dan rela memunguti sampah untuk dijual.

Selain itu, Soleh juga dinilai senang dengan dunia animasi. Hampir setiap hari Soleh membuat gambar animasi dengan memanfaatkan WiFi sekolah.

“Mudah-mudahan Soleh bisa sukses dan bisa membatu perekonomian keluarganya,” kata Supater.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Pelajar SMK di Gunungkidul Ini Rela Pungut Sampah untuk Tambahan Biaya Sekolah

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif