SOLOPOS.COM - Grebeg Syawal Kraton Jogja (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Solopos.com, JOGJA – Tradisi Garebek Syawal di Keraton Jogja akan dilaksanakan secara berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Pada perayaan Garebek Syawal tahun ini tidak ada agenda rayahan atau sesi khusus bagi masyarakat untuk berebut hasil bumi yang diarak.

Penghageng Nityabudaya Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, GKR Bendara, mengatakan Garebek Syawal akan diselenggarakan pada Kamis (11/4/2024). Pelaksanaan Garebek Syawal tahun ini memang berbeda dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Selain tidak aka nada rayahan, lokasinya pun akan ditambah satu di Dalem Mangkubumen.

Promosi Mudik: Traveling Massal sejak Era Majapahit, Ekonomi & Polusi Meningkat Tajam

“Sebenarnya sejak dulu tidak ada tradisi merayah, hanya ketidaksabaran masyarakat yang muncul spontan sehingga hal tersebut menjadi kebiasaan. Makanya tahun ini akan kami bagikan tanpa dirayah,” katanya, Minggu (7/4/2024).

GKR Bendara menyampaikan hal baru lainnya dalam Garebek Syawal tahun ini adalah perjalanan gunungan hasil bumi menuju ke Dalem Mangkubumen. Ini bertujuan mengembalikan tradisi seperti tahun yang lampau, di mana gunungan juga dibawa menuju lokasi itu. Hanya saja lantaran lokasinya yang sudah berubah bentuk, maka beberapa waktu terakhir tidak dilakukan.

“Jadi dulu memang selalu Dalem Mangkubumen itu menempati gunungan tersebut, tetapi sekarang karena sudah menjadi kampus dan mulai dari HB VIII itu ternyata tidak ada yang menempati, sehingga tidak ada tradisi untuk ke sana, terakhir HB VIII, dari HB IX tidak ada. Nah ini akan kami kembalikan ke sana,” jelasnya.

Dengan penertiban dalam acara Garebek Syawal tahun ini, GKR Bendara berharap hal itu bisa memecah keramaian yang ada di alun-alun. Karena pada tahun ini perjalanan Garebek Syawal gunungan itu ada di Titik Nol Kilometer yang nantinya dibawa ke Kepatihan, Pura Pakualaman, Dalem Mangkubumen dan Masjid Gedhe.

Biasanya gunungan selalu dibagikan kepada masyarakat berada di Masjid Gedhe Kauman. Hal ini karena yang di Kepatihan itu hanya untuk para personel Pemda dan di Pura Pakualaman hanya untuk masyarakat sekitar Pura, sementara di Dalem Mangkubumen tidak dalam bentuk gunungan tetapi dalam bentuk hasil bumi sudah dicopot dan dibawa sehingga memang tidak untuk dirayah.

“Masyarakat dapat menikmati titik-titik di mana mereka bisa melihat arak-arakan itu tadi. Itu akan terjadi di tanggal 11 April dan pada saat itu ada ruas-ruas titik yang akan ditutup ada sembilan, sehingga perputaran di tengah Kota Jogja sebisa mungkin bisa kami hindari,” ungkapnya.

GKR Bendara juga mengatakan jika masyarakat ingin melihat prosesi prajurit turun dan membawa gunungan itu, mereka bisa untuk mengakses ke pagelaran.

“Ini akan sampai siang sehingga kerumunan yang ada di alun-alun akan menjadi beban yang cukup berat dengan parkiran yang dibutuhkan pasti juga sangat banyak,” kata dia.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul BREAKING NEWS: Dikembalikan ke Asal Tradisinya, Gerebek Syawal Tahun Ini Tak Ada Rayahan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya