Jogja
Minggu, 24 Maret 2024 - 21:25 WIB

Innalillahi, Seorang Warga di Sleman Meninggal karena Terjangkit Leptospirosis

David Kurniawan  /  Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi leptospirosis. (Kemenkes)

Solopos.com, SLEMAN – Delapan warga di Kabupaten Sleman terjangkit leptospirosis pada Januari hingga Maret 2024. Dari delapan kasus itu, satu orang di antaranya meninggal dunia karena penyakit yang salah satunya disebabkan oleh air kencing tikus ini.

Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Cahya Purnama, mengatakan pihaknya mencatat ada satu kasus kematian akibat penyakit leptospirosis. Sedangkan untuk warga yang terjangkit penyakit ini, hingga Maret 2024 ada delapan orang.

Advertisement

“Untuk yang suspek ada tiga. Kematian akibat leptospirosis terjadi pada bulan Februari,” kata Cahya kepada wartawan, Minggu (24/3/2024).

Dia menjelaskan, temuan kasus leptospirosis tersebar di beberapa kapanewon. Sebagai contoh, di Kapanewon Prambanan dan Cangkringan masing-masing dua kasus dan di Kapanewon Moyudan, Gamping, Tempel dan Pakem masing-masing satu kasus.

Advertisement

Dia menjelaskan, temuan kasus leptospirosis tersebar di beberapa kapanewon. Sebagai contoh, di Kapanewon Prambanan dan Cangkringan masing-masing dua kasus dan di Kapanewon Moyudan, Gamping, Tempel dan Pakem masing-masing satu kasus.

“Kasus kematian terjadi di Kapanewon Prambanan,” katanya.

Cahya mengungkapkan, penyakit leptospirosis masuk kategori zoonosis karena bisa menular ke manusia melalui perantara hewan. Biasanya, penyakit ini disebabkan air kencing tikus yang mengandung bakteri leptospirosa.

Advertisement

“Ini juga masuk penyakit musiman, khususnya saat musim hujan karena acamanan penularan semakin tinggi.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Sleman, Khamidah Yuliati, meminta kepada masyarakat untuk mewaspadai ancaman penyebaran leptospirosis. Pasalnya, jumlah temuan kasus masih bisa bertambah, terlebih lagi saat musim hujan acaman penularan juga semakin tinggi.

“Temuan kasus bisa muncul setiap saat,” katanya.

Advertisement

Yuli menuturkan, pada 2023 lalu ada 60 warga Sleman yang dinyatakan positif terjangkit leptospirosis. Dari jumlah ini, enam orang dinyatakan meninggal dunia.

“Jadi harus tetap diwaspadai ancaman dari penyakit leptospirosis,” katanya.

Yuli menjelaskan, ancaman penyakit leptospirosis erat kaitannya dengan kebersihan lingkungan. Salah satu penyebab terjadinya penyebaran dikarenakan air kencing tikus yang mengandung bakteri leptospira.

Advertisement

Untuk itu, kata dia, masyarakat tetap diminta menjaga kebersihan lingkungan di sekitar rumah. Di sisi lain, kampanye Gerakan Kesehatan di Masyarakat (Germas) juga akan terus digalakkan.

“Pola hidup bersih dan sehat merupakan hal yang wajib dijalankan. Makan minum yang bergizi seimbang agar imunitas tubuh baik sehingga tidak mudah tereserang penyakit,” katanya.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Warga Prambanan Meninggal Dunia Akibat Leptospirosis

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif