SOLOPOS.COM - Sejumlah pekerja menutup kembali situs Keputren, di Pleret, Selasa (5/9/2023). (Harian Jogja/Lugas Subarkah)

Solopos.com, BANTUL — Pusat Arkeologi Prasejarah dan Sejarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan ekskavasi di situs purbakala di Pleret, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Diduga situs tersebut merupakan pagar dan saluran air di Keputren.

Tenaga Ahli Ekskavasi  di Situs Keputren dari Pusat Arkeologi Prasejarah dan Sejarah BRIN, Heri Priswanto, mengatakan situs tersebut sebenarnya sudah ditemukan sejak 1980-an. Namun, baru dieskavasi mulai 10 Agustus 2023 oleh Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Promosi Yos Sudarso Gugur di Laut Aru, Misi Gagal yang Memicu Ketegangan AU dan AL

“Pada 1980-an, ada warga yang mengangkat batu andesit. Batu andesit itu dijadikan [dipasang] di depan rumahnya. Sekarang Dinas Kebudayaan DIY mencoba meneliti, yang notabene lokasi ini masih milik masyarakat, properti pribadi,” katanya, Selasa (5/9/2023).

Ekskavasi di Situs Keputren akan berlangsung hingga Kamis (7/9/2023). Tim ekskavasi telah membuka sebanyak 24 kotak galian. Hasil dari galian itu menemukan bahwa tempat tersebut merupakan bagian dari struktur pagar berbahan bata dan saluran air atau selokan.

“Kami juga jumpai adanya sebuah struktur yang seperti lantai, tapi bahannya bata satu lapis,” ungkapnya.

Struktur pagar diketahui berorientasi barat-timur dengan panjang 7 meter dan lebar 70 sentimeter, dengan tiga sampai empat lapis bata. Sementara struktur selokan bentuknya berkelok dan bercabang dengan lebar bervariasi, antara 40-70 sentimeter.

Selain sejumlah struktur itu, pihaknya juga menemukan beberapa artefak yang berupa pecahan wadah seperti kendi dan wadah air terbuka.

“Dari temuan itu kami menginterpretasikan, memang Keputren ini lokasi permukiman era Pleret, yaitu abad ke-17, era Amangkurat I,” paparnya.

Hal ini sesuai dengan data sejarah yang menyebutkan Keputren adalah lokasi untuk para putri raja dan para selir ditempatkan di sebuah kompleks milik kraton.

“Dengan ekskavasi ini, data struktur bata dan artefak, sudah klop. Ini sebuah komponen permukiman,” kata dia.

Beberapa artefak yang ditemukan memiliki motif seperti yang dijumpai dari Kerajaan Majapahit. Hal ini menunjukkan jika yang memiliki benda tersebut dipastikan bukan rakyat biasa, melainkan bangsawan.

“Ini menekankan ini adalah lokasi yang penting,” katanya.

Adapun di Pleret terdapat beberapa klaster situs sejarah, yakni Masjid Kauman, Kerto, Makam Ratu Malam, Kedaton dan Keputren.

“Yang Keputren ini baru, karena data hasil ekskavasi baru kita dapatkan sekarang,” ungkapnya.

Karena status tanah masih milik pribadi, setelah ekskavasi selesai, situs ini ditutup kembali demi menjaga keamanan situs maupun warga sekitar. Menurutnya, idealnya tanah tersebut nanti dibeli oleh Pemda DIY untuk menjaga keutuhan situs tersebut, seperti beberapa situs di Pleret lainnya.

Warga setempat, Suptiyanto, mengatakan situs tersebut selama ini dijaga oleh warga, salah satunya ayahnya. Dia menceritakan di atas situs tersebut selama ini tidak didirikan bangunan, melainkan hanya tanah kosong dengan beberapa pohon.

Warga kemudian mengkomunikasikan temuan tersebut kepada Dinas Kebudayaan DIY untuk diekskavasi. Ia juga berharap lahan tersebut dapat dibebaskan. “Harapannya bisa memberikan kelengkapan sejarah di Pleret,” katanya.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Ditemukan Situs Bangunan Keputren di Pleret, Begini Struktur yang Diekskavasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya