SOLOPOS.COM - Ilustrasi kecerdasan buatan. (freepik)

Solopos.com, SLEMAN — Universitas Gadjah Mada (UGM) membuka kelas mata kuliah kecerdasan digital tentang teknologi Artificial Intelligence (kecerdasan buatan) bagi umum dan gratis. Sampai saat ini sudah ada 1.000 orang yang mendaftar program ini.

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM, Wawan Mas’udi, mengatakan ada tiga kelas yang ditawarkan dalam program ini, yaitu Kecerdasan Digital Dasar, Kecerdasan Digital Lanjutan, dan Kelas Transformasi Digital dna Pemilu.

Promosi Yos Sudarso Gugur di Laut Aru, Misi Gagal yang Memicu Ketegangan AU dan AL

Untuk mengikuti program ini, masyarakat bisa mendaftar. Pendaftaran sudah dibuka dari 18 Agustus hingga 18 September 2023. Pembukaan kelas mata kuliah kecerdasan digital ini dimaksudkan untuk mencetak talenta digital baru dan meningkatkan kesiapan digitan masyarakat Indonesia.

“Hingga saat ini sudah ada sekitar 1.000 yang sudah mendaftar,” kata dia dalam pembukaan kelas kecerdasan buatan yang bertajuk Akselerasi Talenta Digital Indonesia melalui Program Edukasi yang Inklusif, Selasa (29/8/2023).

Wawan menuturkan pembukaan kelas gratis kecerdasan digital sudah diinisiasi sejak tiga tahun lalu. Sebelumnya juga sudah berjalan pembukaan 20 kelas yang diikuti lebih dari 20.000 peserta dari berbagai provinsi di Indonesia.

Menurut dia, kelas mata kuliah kecerdasan digital ini dalam rangka mencetak talenta digital baru serta mengakan anak muda bisa memanfaatkan peluang transformasi digital yang tengah berkembang saat ini.

“Kita ingin mengajak anak muda mengambil manfaat dan menjadi  pemenang dari transformasi digital. Jangan sampai kita ketinggalan ketika ada peluang transformasi digital,” ujarnya yang dikutip dari ugm.ac.id, Rabu (30/8/2023).

Sementara itu, Dirjen Aplikasi Informatika Kominfo, Semuel Abrijani, mengatakan pemerintah mendorong percepatan transformasi digital dengan cara meningkatkan literasi digital yang masih berada di indeks 3,54.

“Indeks literasi digital kita masih 3,54 meningkat dari tahun sebelumnya 3,19, tapi itu belum cukup. Perlu ditingkatkan lagi dengan mendorong program peningkatan literasi digital nasional dengan menjangkau seluruh masyarakat, karena transformasi digital tidak boleh ada yang ditinggalkan,” jelasnya.

Manajer Riset CfDS Fisipol UGM, Agung Tri Nugraha, menyebutkan dari hasil survei Bank Dunia tahun 2018 selama rentang waktu 15 tahun, Indonesia membutuhkan sedikitnya 9 juta talenta digital baru. Oleh karena itu, setiap tahunnya Indonesia membutuhkan sekitar 600.000 talenta digital baru.

“Sedangkan perguruan tinggi kita hanya meluluskan sekitar 100.000-200.000 saja sehingga ada gap 400.000-500.000 talenta digital yang dibutuhkan,” katanya.

Untuk mengisi kebutuhan tenaga talenta digital, kata Agung, perguruan tinggi perlu memberikan pendidikan formal dan pelatihan vokasional. “Pemerintah tidak bisa berjalan sendirian karena ada gap besar yang harus kita isi,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya