SOLOPOS.COM - Telaga Budegan di Kalurahan Piyaman, Wonosari menjadi salah satu telaga yang mengering pada saat musim kemarau, Kamis (31/8/2023)- (Harian Jogja/David Kurniawan)

Solopos.com, GUNUNGKIDUL — Ratusan telaga yang ada di 18 kapanewon di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengering pada musim kemarau ini. Hanya ada belasan telaga yang masih ada airnya.

Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Gunungkidul, Handoko, mengatakan Kabupaten Gunungkidul memiliki 359 telaga. Dari ratusan itu, ada 344 telaga yang mengering. Sedangkan 15 telaga sisinya saat ini masih berfungsi atau masih ada airnya.

Promosi Mabes Polri Mengusut Mafia Bola, Serius atau Obor Blarak

“15 telaga ini masih ada airnya. Tapi debit sudah berkurang sebanyak 50%. Sedangkan untuk yang lain sudah mengering,” katanya, Kamis (31/8/2023).

Dia mencontohkan, telaga yang masih ada airnya seperti Jonge di Kalurahan Pacarejo, Semanu dan Bembem di Kalurahan Giriasih, Purwosari. Ia mengungkapkan, mengeringnya telaga di Gunungkidul, salah satunya dikarenakan proses sedimentasi.

Pendangkalan membuat kapasitas air menjadi berkurang. Hal ini pun berdampak saat kemarau banyak telaga yang mengering. Terlebih lagi, di dalam pemanfaatanya juga untuk pemeliharaan area pertanian, sehingga banyak disedot untuk menyirami tanaman.

Handoko mengakui sudah melakukan sejumlah program agar telaga dapat fungsi dengan baik. Selain melakukan penambalan di bagian talut yang bocor, juga ada pengerukan.

Proses pengerukan tidak dilakukan sendiri karena pelaksanaan melibatkan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak.

“Ada juga beberapa telaga yang setelah dikeruk terus dipasang lapisan geomembran. Tujuannya agar air tidak terserap ke dalam tanah,” katanya.

Pendiri Komunitas Resan Gunungkidul, Edi Padmo, mengatakan banyak telaga yang tidak berfungsi dengan sempurna. Kondisi ini harus menjadi perhatian agar telaga tidak menjadi mati.

Menurut dia, sudah ada upaya yang dilakukan komunitas dengan cara melakukan penghijauan di sekitar telaga. Edi mengakui hingga sekarang sudah menanam pohon di lebih di 20 telaga di Gunungkidul.

“Penanaman pohon tidak hanya untuk penghijauan, tapi juga sebagai proses penyimpanan cadangan air. Jadi, dengan penghijauan yang dilakukan, maka maka telaga tetap ada airnya di sepanjang waktu,” katanya.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Ratusan Telaga di Gunungkidul Mengering

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya