SOLOPOS.COM - Pekerja merapikan tabung gas LPG 3 kg di pangkalan LPG di kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa (2/1/2024). Pemerintah mewajibkan pendaftaran bagi konsumen yang akan membeli Liquefied Petroleum Gas (LPG) bersubsidi tabung 3 kilogram (kg) dengan menunjukkan KTP atau kartu keluarga (KK) di penyalur atau pangkalan resmi Pertamina agar pendataan pemberian subsidi tepat sasaran, yang mulai diberlakukan pada 1 Januari 2024. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/nz

Solopos.com, JOGJA — Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta memastikan seluruh pangkalan di wilayah setempat telah menerapkan syarat pembelian elpiji 3 kg dengan menyertakan KTP sehingga subsidi yang disalurkan tepat sasaran kepada masyarakat yang berhak.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta Veronica Ambar Ismuwardani, Selasa (6/2/2024), memastikan pihak pangkalan akan membantu konsumen manakala nomor induk kependudukan (NIK) di KTP mereka belum terdaftar.

Promosi Santri Tewas Bukan Sepele, Negara Belum Hadir di Pesantren

“Kalau saat melakukan pembelian NIK tersebut tidak terdaftar, baik dalam kategori Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) ataupun UMKM, nanti pihak pangkalan akan membantu mendaftarkan, dengan syarat ditambah dengan menunjukkan kartu keluarga (KK),” kata Ambar, dilansir Antara.

Menurut Ambar, periode pendaftaran konsumen elpiji 3 kg hingga saat ini masih berlangsung dan diperpanjang sampai 31 Mei 2024.

Sesuai dengan peraturan, dia menekankan distribusi elpiji bersubsidi 3 kilogram 80 persen harus langsung ke konsumen, 20 persen sisanya baru ke pengecer agar distribusinya bisa tepat sasaran.

“Tentu harapan kami dalam upaya menjaga distribusi, ketersediaan dan harga elpiji bersubsidi, serta memastikan perlindungan konsumen. Para agen juga harus ikut memonitor pangkalan atau pengecer supaya menjual sesuai harga eceran tertinggi atau HET, tidak mengambil keuntungan terlalu tinggi,” ujar dia.

Hingga saat ini, Ambar memastikan ketersediaan dan pasokan elpiji bersubsidi 3 kilogram di Kota Yogyakarta aman dan dapat mencukupi kebutuhan masyarakat.

“Dari segi harga juga masih stabil dan tidak mengalami kenaikan,” kata dia.

Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, menurut dia, sejauh ini belum mendapat keluhan warga mengenai kelangkaan elpiji bersubsidi 3 kilogram yang diperuntukkan untuk kalangan kurang mampu tersebut.

“Kami terus melakukan koordinasi dengan Pertamina dan Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) untuk memastikan agar kuota elpiji bersubsidi 3 kilogram bisa mencukupi sesuai kebutuhan masyarakat. Harga yang beredar juga masih normal di kisaran Rp18.000 hingga Rp20.000/tabung,” kata dia.

Salah satu pemilik pangkalan di Kota Yogyakarta Hernita mengungkapkan pada dasarnya pangkalan itu menjadi penyalur supaya distribusi elpiji bersubsidi kg langsung ke konsumen akhir dan tepat sasaran, termasuk memfasilitasi pendataan sasaran konsumen melalui aplikasi Merchant App Pertamina (MAP) sejak akhir 2023.

“Saat memasukkan NIK itu memang beberapa ada yang sudah terdaftar dan masuk dalam kategori P3KE maupun UMKM. Tapi untuk yang belum terdaftar sejauh ini kami tetap memfasilitasi, meski kriteria dan batasan belum terlalu jelas, mengingat sasarannya adalah masyarakat menengah ke bawah,” kata dia.

Dia berharap seiring pendataan konsumen elpiji ada sinkronisasi dengan data dari setiap kelurahan maupun kecamatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya