SOLOPOS.COM - Masyarakat dari sekitar Kretek, Bantul mulai berdatangan ke Gumuk Pasir Barchan untuk melaksanakan salat Idulfitri di kawasan Pantai Parangkusumo, Bantul pada Minggu (25/6/2017). (Rheisnayu Cyntara/JIBI/Harian Jogja)

Solopos.com, BANTUL — Gumuk Pasir Parangkusumo di Kabupaten Bantul saat ini kondisinya sudah rusak dan tidak seindah dahulu. Atas kondisi itu, gumuk pasir tersebut perlu dijaga dari hulu sampai hilir pembentukannya.

Dosen Geologi UPN Veteran Yogyakarta, Eko Teguh, mengatakan aktivitas wisata memang bisa menjadi salah satu faktor rusaknya gumuk pasir.

Promosi Ijazah Tak Laku, Sarjana Setengah Mati Mencari Kerja

“Pariwisata bisa merusak ikon. Perlu diarahkan agar tidak ber-jeep ria di kawasan gumuk yang dikonservasi,” ujarnya, Kamis (31/8/2023).

Penanaman pohon di pantai juga bisa merusak karena menahan angin dan pasir dari pantai sehingga menghambat pembentukan gumuk pasir di atasnya.

“Perlu hati-hati untuk menanam pohon, karena akan merusak gumuk pasir,” kata dia.

Eko menyampaikan pelestarian gumuk pasir juga harus dilakukan dari hulu pembentukannya. Gumuk pasir di sisi selatan Bantul itu memiliki sejumlah syarat untuk terus terbentuk. Pertama, sumber material pasar yang berasal dari Gunung Merapi.

Kedua, moda transportasi dari sumber ke laut, yakni Sungai Opak. Ketiga, ombak yang membawa endapan pasir dari laut ke darat. Keempat, matahari yang mengeringkan pasir di pantai. Kelima, angin yang membawa butir pasir lebih ke darat.

Keenam, punggungan yang menghambat sebaran sehingga membentuk gumuk. Ketujuh, vegetasi yang beranekaragam.

“Pelestarian mulai dari sumber, moda transportasi sungai, sampai menjaga bentukan. Jadi jangan ditambang habis di hulu, jangan dihabiskan di sungai, jangan dirusak setelah berbentuk,” paparnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata Bantul, Kwintarto Heru Prabowo, menuturkan kerusakan gumuk pasir ini terlihat dengan tidak ada berubahnya pola gumuk pasir dalam waktu yang cukup lama. “Sekarang kalau kita lihat di lapangan hampir semua titik di zona inti itu bentuknya ajeg [tidak berubah],” katanya.

Penanaman pohon di kawasan pantai dan aktivitas wisata ditengarai menjadi penyebab rusaknya gumuk pasir.

“Diharapkan zona inti ini menjadi zona yang nyaman untuk dilihat, bukan dipakai untuk kegiatan yang sifatnya atraktif. Tapi saat ini belum ada istilah pelarangan. Memang nanti secara bertahap kegiatan ini nanti akan melalui satu skema [penataan],” ungkapnya.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Gumuk Pasir Tak Seindah Dulu, Ahli Geologi Ungkap Penyebabnya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya