Jogja
Rabu, 28 Februari 2024 - 22:39 WIB

Rukyatul Hilal akan Dilakukan Kemenag di 4 Lokasi Berbeda di Yogyakarta

Newswire  /  Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas dari Kantor Wilayah Kemenag Sumatera Selatan mengamati posisi hilal menggunakan teropong saat Rukyatul Hilal di Palembang, Sumatera Selatan, Minggu (18/6/2023). (Antara/Nova Wahyudi)

Solopos.com, JOGJA – Empat lokasi akan menjadi tempat pemantauan hilal atau rukyatul hilal awal Ramadan 1445 Hijriah/2024 Masehi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pemantauan hilal itu akan dilaksanakan pada 10 Maret 2024.

Kepala Bidang Urusan Agaam Islam (Urais) Kantor Wilayah Kementeria Agama Daerah Istimewa Yogyakarta, Jauhar Mustofa, mengatakan jika sebelumnya rukyatul hilal hanya digelar oleh Kanwil Kemenag DIY, tahun ini kemenang kabupaten/kota diminta turut berpartisipasi dengan peralatan yang dimiliki.

Advertisement

“Tahun ini kami diminta oleh pusat untuk memperbanyak titik lokasi rukyatul hilal sehingga direkomendasikan kabupaten/kota juga melakukan pemantauan,” kata Jauhar, Rabu (28/2/2024).

Jauhar menyebutkan rukyatul hilal yang digelar Kemenag Kabupaten Kulonprogo akan berlangsung di lantai tiga Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) menggunakan sebuah teropong jenis theodolite.

Advertisement

Jauhar menyebutkan rukyatul hilal yang digelar Kemenag Kabupaten Kulonprogo akan berlangsung di lantai tiga Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) menggunakan sebuah teropong jenis theodolite.

“Izinnya sudah diperoleh sehingga Kemenag Kulonprogo dengan instansi dan lembaga terkait akan melakukan rukyatul hilal di sana,” kata dia yang dikutip dari Antara.

Berikutnya, di Kabupaten Gunungkidul, rukyatul hilal bakal berlangsung di objek wisata HeHa Sky View dengan menggunakan satu theodolite dan satu teleskop.

Advertisement

Adapun Kemenag Bantul akan bergabung dengan Kanwil Kemenag DIY melakukan rukyatul hilal di Pos Observasi Bulan (POB) Syekh Bela Belu Parangtritis, Kabupaten Bantul, menggunakan tiga teleskop milik BHR Kanwil Kemenag DIY dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta.

Menurut Jauhar, semakin banyak titik lokasi pemantauan diharapkan peluang melihat hilal dari DIY lebih besar dibandingkan sebelumnya.

“Situasi dan kondisi lokasi rukyatul hilal memengaruhi pengamatan posisi hilal atau ufuk baratnya. Cuaca seperti di POB yang selalu terbias dengan uap air juga memengaruhi pengamatan,” kata dia.

Advertisement

Jauhar mengatakan berdasarkan data astronomis Badan Hisab Rukyat (BHR) DIY untuk 10 Maret 2024 ketinggian hilal saat matahari terbenam diperkirakan pada posisi 0 derajat, 11 menit, 25 detik.

Data tersebut menunjukkan bahwa hilal masih di bawah standar “imkanur” rukyat yang disepakati oleh Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) untuk penetapan awal Ramadhan yang mensyaratkan tinggi minimal tiga derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.

Karena itu, Jauhar menyebut peluang perbedaan antara Muhammadiyah dengan pemerintah dalam penetapan awal Ramadhan 2024 sangat besar. Meski demikian, lanjut dia, keputusan penetapan awal Ramadhan tetap menunggu hasil sidang isbat oleh Kemenag RI.

Advertisement

“Masyarakat tentu sudah dewasa dengan perbedaan awal Ramadhan sehingga kami berharap semua menyikapi dengan biasa saja,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif