Jogja
Kamis, 6 Agustus 2015 - 08:20 WIB

RUSUNAWA KULONPROGO : Rawan Longsor, Talud Dibangun

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pembangunan rusunawa Giripeni, Wates mulai dilakukan. Alat berat dan beberapa tiang pancang sudah disiapkan di lokasi pembangunan, Rabu (5/8/2015). (JIBI/Harian Jogja/Holy Kartikan N.S.)

Rusunawa Kulonprogo pembangunan talud dianggarkan Rp198 Juta

Harianjogja.com, KULONPROGO – Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Giripeni, Kulonprogo membutuhkan tambahan anggaran APBD perubahan sebesar senilai Rp198 juta untuk penggarapan talud. (Baca Juga : RUSUNAWA KULONPROGO : Rusunawa Bakal Dikenai Pajak)

Advertisement

Kabid Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kulonprogo Zahram Asurawan mengatakan, pekerjaan pembangunan rusunawa yang berada di Dusun Gunung Gempal, Desa Giripeni, Wates segera dimulai. Sejumlah alat berat sudah mulai diturunkan di lokasi proyek.

“Pembangunan tahap pertama akan dipasang tiang pancang. Proses pembangunan segera dimulai,” ujar Zahram, Rabu (5/8/2015).

Advertisement

“Pembangunan tahap pertama akan dipasang tiang pancang. Proses pembangunan segera dimulai,” ujar Zahram, Rabu (5/8/2015).

Sebelumnya, pada peninjauan lokasi pembangunan rusunawa oleh tim dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) lokasi pembangunan rusunawa dinilai masih memiliki kekurangan. Berdasarkan hasil pemantauan tim, ditemukan elevasi lahan di sisi timur masih belum sempurna dan cenderung labil, sehingga rawan longsor.

Zahram menegaskan, saat ini diupayakan menambah talud yang nantinya akan ditempatkan di sisi timur. Dia mengungkapkan, untuk pembangunan taluh tambahan itu dalam anggaran APBD perubahan dianggarkan sebesar Rp198 juta.

Advertisement

Rusunawa tersebut rencananya akan dibangun sebanyak lima lantai. Zahram memaparkan, kapasitas kamar untuk rusunawa tersebut cenderung lebih sedikit dibandingkan rusunawa Triharjo. Rusunawa tersebut nantinya hanya memiliki 96 kamar.

“Sasarannya masih untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Biaya sewa tidak lebih dari Rp200.000,” imbuh Zahram.

Operator Alat Berat Ari Bowo menambahkan, sejumlah alat berat sudah datang sejak beberapa hari yang lalu. Sejumlah tiang pancang yang akan dipasang hingga kedalaman 18 meter juga sudah tiba dari Boyolali.

Advertisement

“Kami masih menunggu gambar desain. Karena tiang-tiang pancang ini harus dipasang sesuai desain bangunannya,” ungkap Ari.

Sementara itu, Kepala Desa Giripeni Priyanti mengungkapkan, sebelumnya khawatir rencana pembangunan rusunawa tidak jadi direalisasikan di desa tersebut. Pasalnya, kondisi lahan dianggap kurang kokoh untuk dibangun bangunan tinggi, sehingga sempat membuat pemborong sempat ragu.

“Namun, akhirnya pembangunan rusunawa segera dilakukan. Tanah di wilayah Giripeni ini cocok untuk pengembangan bangunan, jadi kami yakin rusunawa dapat dibangun di wilayah ini,” jelas Priyanti.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif