Jogja
Rabu, 30 Agustus 2023 - 21:54 WIB

Semakin Parah, Abrasi Pantai Ancam Keberadaan YIA & Konservasi Penyu Kulonprogo

Newswire  /  Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi abrasi di sepanjang pantai selatan di Kabupaten Kulon Progo. (ANTARA/HO-Dokumen istimewa)

Solopos.com, KULONPROGO — Abrasi yang terjadi di sepanjang Pantai Glagah-Congot atau di selatan Yogyakarta International Airport (YIA), Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, semakin parah. Bencana abrasi ini membutuhkan penanganan serius.

Penjabat Bupati Kulonprogo, Ni Made Dwipanti Indrayanti, mengatakan rencana induk penangan abarasi selatan YIA sudah dibuat sejak 2018, tetapi karena ada pandemi Covid-18, program tersebut akhirnya dihentikan dan belum dilanjutkan sampai sekarang.

Advertisement

“Rencana induk penangan abrasi selatan Bandara Internasional Yogyakarta telah dibuat oleh BBWS Sungai Serayu Opak. Kami komunikasi dengan BBWS Serayu Opak soal ini dan akan kami komunikasikan dengan pemerintah pusat,” katanya, Rabu (30/8/2023).

Dia menyampaikan berdasarkan rencana induk penanganan abrasi yang disusun BBWS Serayu Opak, sepanjang kawasan selatan dipasang tetrapot supaya air tidak masuk ke daratan atau menekan laju abrasi ke daratan. Selain itu, tetrapot tersebut ditata dengan bagus, supaya wisatawan bisa menikmati suasana pantai sepanjang Glagah-Congot.

Advertisement

Dia menyampaikan berdasarkan rencana induk penanganan abrasi yang disusun BBWS Serayu Opak, sepanjang kawasan selatan dipasang tetrapot supaya air tidak masuk ke daratan atau menekan laju abrasi ke daratan. Selain itu, tetrapot tersebut ditata dengan bagus, supaya wisatawan bisa menikmati suasana pantai sepanjang Glagah-Congot.

“Kami secepatnya menginisiasi penanganan abrasi kawasan pantai selatan,” katanya yang dikutip dari Antara.

Lebih lanjut, Ni Made mengatakan sepanjang pantai selatan di Kulonprogo dari timur sampai barat, terjadi abrasi sesuai kondisi dan letak pantai.

Advertisement

Berdasarkan kondisi di Trisik dan Bugel, khususnya di Pantai Trisik yang ada penangkaran penyu, abrasi pantai selatan sangat mengganggu dan menjadi ancaman, sehingga menjadi perhatian pihaknya baik jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang, untuk menekan laju abrasi.

“Yang kita hadapi ini alam, sehingga membutuhkan mekanisme teknis untuk mengurangi dampak adanya abrasi di kawasan pantai selatan ini,” katanya.

Dia mengatakan Pemkab Kulonprogo belum menghitung kerugian akibat abrasi ini. Namun dipastikan abrasi menyebabkan keindahan pantai menurun dan mengancam kawasan konservasi penyu di Kawasan Pantai Trisik.

Advertisement

“Hal itu berdampak pada daya tarik pengunjung. Secara material, kami belum menghitung kerugiannya. Kalau non-material dari sisi wisata dan mengurangi jumlah kunjungan wisatawan karena keindahan alam pantai berkurang akibat abrasi,” katanya.

Sementara itu Kabid Pemberdayaan Nelayan Kecil dan Pengelolaan Pelelangan Ikan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kulonprogo, Wakhid Purwosubiyantara, menyatakan telah melaporkan kepada DKP DIY terkait ancaman abrasi kawasan pantai selatan, khususnya di Pantai Trisik.

“Lokasi konservasi penyu merupakan kewenangan DKP DIY, sehingga segera dapat diberikan solusi, khususnya relokasi rumah tukik, yang sampai saat ini proses izin pemanfaatan lahan untuk relokasi rumah tukik telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kalurahan/Desa Banaran,” katanya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif