SOLOPOS.COM - Suasana Posko PPDB Kulonprogo yang ramai didatangi wali murid yang hendak mendaftarkan anaknya ke SMP beberpa hari waktu lalu. (Harian Jogja/Triyo Handoko)

Solopos.com, KULONPROGO – Sebanyak 10 SMP Negeri di Kabupaten Kulonprogo kekurangan murid pada masa penerimaan peserta didik baru (PPDB) 2024. Sebagian besar SMPN yang mengalami kekurangan murid ini berada di kawasan Perbukitan Menoreh.

Sebanyak 10 SMP Negeri yang belum terpenuhi daya tampung muridnya di Kulonprogo antara lain SMPN 1 Samigaluh, SMPN 2 Samigaluh, SMPN 3 Samigaluh, SMPN 4 Samigaluh, SMPN 1 Girimulyo, SMPN 3 Girimulyo, hingga SMPN 4 Girimulyo. Ada juga SMPN 2 Kokap, SMPN 3 Kokap, dan SMPN 4 Pengasih yang daya tampungnya tak terpenuhi setelah PPDB selesai.

Promosi Gonta Ganti Pelatih Timnas Bukan Solusi, PSSI!

Data Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kulonprogo menyebut sekolah negeri yang paling banyak kekurangan siswa adalah SMPN 3 Girimulyo, dari 128 bangku yang tersedia baru terisi 47 murid maka kekurangan 81 siswa.

Kekurangan siswa terbanyak kedua diduduki SMPN 2 Samigaluh dengan daya tampung 96 siswa baru terpenuhi 28 murid sehingga ada 68 bangku yang kosong.

Sedangkan SMP di Kulonprogo yang daya tampungnya tak terpenuhi terkecil adalah SMPN 4 Samigaluh di mana kurang enam murid saja dengan daya tampung 64 bangku dan sudah terisi 58 siswa. SMP lain terkecil yang belum terpenuhi daya tampungnya adalah SMPN 3 Kokap yang hanya kurang tujuh siswa dengan daya tampungnya 32 siswa dan sudah diisi 25 murid.

Kepala Bidang SMP Disdikpora Kulonprogo, Dorojatun Kuncoroyakti, pada Senin (1/7/2024) menyebut data tersebut bersifat sementara lantaran masih dilakukan proses daftar ulang.

“Ada kemungkinan siswa tidak jadi bersekolah di tempat yang sudah diterima, karena masih proses daftar ulang mulai hari ini sampai Rabu [3/7/2024] nanti,” jelasnya.

Kuncoro menjelaskan adanya 10 sekolah negeri di wilayahnya yang belum terpenuhi daya tampungnya jadi bahan evaluasi untuk mengurangi rombongan belajarnya. “Tentu jadi bahan pertimbangan tapi kondisinya jumlah penduduk ini terus berubah, kemungkinan kedepan juga bertambah, kalau langsung kami kurangi nanti malah kekurangan sekolah maka kami pertimbangkan dulu,” kata dia, Senin siang.

Pengurangan rombongan belajar masih memungkinankan, jelas Kuncoro, tetapi untuk menggabungkan atau mengurangi sekolah sudah tidak mungkin dilakukan.

“Terutama di kawasan Menoreh itu tidak mungkin karena jaraknya sudah saling berjauh-jauhan, kalau dikurangi nanti akses masyarakat akan terkendala,” ungkapnya.

Kekurangan siswa itu, menurut Kuncoro, disebabkan lantaran kepadatan penduduk yang tak merata dan perubahan preferensi orang tua dalam menyekolahkan anaknya.

“Tak meratanya penduduk ini dilihat dari SMP negeri di kawasan tengah dan selatan yang dipenuhi pendaftar, sedangkan di utara yang Perbukitan Menoreh sedikit pendaftarnya,” jelasnya.

Kuncoro menilai banyak masyarakat yang berubah paradigmanya dimana sekolah negeri bukan lagi tujuan utama. “Dulu kalau bukan sekolah negeri tidak mau, sekarang sekolah swasta sudah bersaing dan jadi pilihan utama juga. Jadi memang banyak yang ke sekolah swasta,” tuturnya.

Kuncoro menerangkan meskipun terdapat 10 SMP dari total 41 sekolah menengah pertama negeri di Kulonprogo yang kekurangan murid namuan jumlah lulusan SD jauh lebih banyak.

“Sebagian memilih ke sekolah swasta, ke pondok pesantren, dan lainnya, artinya pendidikan sekarang makin merata kualitasnya sehingga masyarakat bebas memilih, ini jadi bahan memotivasi sekolah agar makin baik layanannya,” kata dia.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul 10 SMP Negeri di Kulonprogo Kekurangan Siswa, Ini Daftarnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya