SOLOPOS.COM - Ilustrasi kampanye dalam pemilu (Freepik)

Solopos.com, JOGJA — Sebanyak 7.000 orang yang terdiri dari lurah dan perangkat kalurahan se-Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar deklarasi Pemilu 2024 damai di Monumen Jogja Kembali, Kabupaten Sleman, Sabtu (28/10/2023).

Pada kesempatan itu, Gubernur DIY Sri Sultan HB X akan melakukan Sapa Aruh tentang Pemilu 2024 dan deklarasi pesta demokrasi damai.

Promosi Skuad Sinyo Aliandoe Terbaik, Nyaris Berjumpa Maradona di Piala Dunia 1986

Sekda DIY, Beny Suharsono, menjelaskan dalam menyongsong pesta demokrasi mendatang pihaknya menggelar Nyawiji ing Pesta Demokrasi yang dibungkus lewat Sapa Aruh dari Sri Sultan HB X yang langsung didengarkan oleh seluruh perangkat kalurahan di DIY.

Inisiatif ini, kata Beny, muncul dari bawah yang memang menginginkan agar Sultan memberikan arahan langsung kepada lurah.

“Semua perangkat kalurahan mulai dari lurah, pamong, bamuskal bersama-sama dengan gubernur mendengarkan sabda dan arahan beliau salah satunya soal Pemilu. Total ada 7.000 orang yang hadir sampai level kepala dukuh dan dimulai sejak pagi,” katanya, Jumat (27/10/2023).

Kepala Biro Tata Pemerintahan (Tapem) Sekretariat Daerah (Setda) DIY, Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Yudanegara mengatakan kegiatan ini menjadi salah satu amanat yang ditetapkan dalam Undang-undang Keistimewaan soal kewenangan lurah yang menjadi garda terdepan dalam pelaksanaan urusan Keistimewaan DIY.

Untuk itu perangkat kalurahan pun ikut serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan Pemilu mendatang dengan menjaga keamanan.

“Semua lurah dan perangkat kalurahan termasuk kelurahan dan kemantren di Kota Jogja akan ikut hadir. Harapannya para lurah ini punya tanggung jawab untuk menjaga kestabilan politik dan ekonomi selama Pemilu nanti,” katanya.

Sekretaris Jenderal Paguyuban Nayantaka Suhadi menjelaskan ide soal deklarasi Pemilu Damai dan sapa aruh ini bukan tiba-tiba tetapi punya sejarah panjang. Sebabnya saat Jogja jadi ibu kota pemerintahan dulu yang menjadi pagar dan garda terdepan dalam menjaga amanah kultural merupakan para pamong kalurahan. Dengan begitu semangat tersebut telah mengakar dan mesti ada rambu pengingat agar Pemilu tetap sesuai aturan.

“Jangan sampai pesta demokrasi terlalu kelewat batas, yang kemudian pesta itu mencederai sosial kemasyarakatan, sehingga kita koordinasi yang kemudian ini kita konsep kegiatan Jogja Nyawiji ing Pesta Demokrasi,” katanya.

Menurut Suhadi, kegiatan ini semata-mata diwujudkan untuk menjaga Keistimewaan DIY dan yang paling berperan itu merupakan lurah termasuk kepala dukuh. Dalam konteks Keistimewaan, di mana lurah dan dukuh merupakan penggerak, sehingga pihaknya meminta arahan dari Sultan. Apalagi dengan ditetapkannya reformasi kalurahan, maka pihaknya ingin agar segala tahapan Pemilu di DIY berjalan dengan nyaman dan lancar.

“Arahan dari Gubernur adalah panduan kami. Nanti juga ada deklarasi, walaupun kami yang inisiasi tapi prinsipnya seluruh masyarakat Jogja siap menjaga ketertiban dan kenyamanan dalam Pemilu. Ada empat poin yg kami sampaikan,” jelas dia.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Dengarkan Sapa Aruh soal Pemilu Damai, 7.000 Pamong se-DIY Hadir di Monjali Besok

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya