Jogja
Jumat, 15 Maret 2024 - 16:15 WIB

97 Rumah di DIY Rusak akibat Terjangan Hujan Deras Disertai Angin Kencang

Newswire  /  Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Angin (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, JOGJA – Hujan deras disertai angin kencang menerjang seluruh wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (14/3/2024) sore. Akibatnya sebanyak 97 rumah di beberapa kabupaten di DIY mengalami kerusakan.

Kepala Bidang Penanganan Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Lilik Andi Aryanto, mengatakan jumlah rumah rusak paling banyak terjadi di Kabupaten Gunungkidul mencapai 45 rumah, Kabupaten Bantul sebanyak 32 rumah, Kulonprogo 13 rumah, dan Sleman ada tujuh rumah.

Advertisement

“Jumlah rumah rusak total 97 rumah. Pagi ini bersama-sama dengan relawan, kami melanjutkan penanganan kerusakan,” kata dia, Jumat (15/3/2024).

Lilik menyampaikan meski tidak semua kabupaten memiliki alokasi dana bantuan perbaikan rumah rusak akibat bencana alam, nantinya perbaikan rumah warga yang rusak akan dibantu berbagai instansi maupun sukarelawan.

“Masyarakat tidak dibiarkan menanggung perbaikan kerusakan sendirian. Pengalaman selama ini banyak yang dilakukan kerja bakti bersama-sama semua pihak, ada yang dari desa maupun BPBD,” katanya yang dikutip dari Antara.

Advertisement

Menurut dia, hingga saat ini masih dilakukan pendataan nilai kerugian dari kerusakan akibat dampak cuaca ekstrem tersebut.

Meski tidak ada korban jiwa akibat peristiwa itu, Lilik menyebut seorang warga Desa Sumberagung, Kecamatan Jetis Desa, Kabupaten Bantul, mengalami luka dan saat ini telah dirawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul.

“Warga Sumberagung, Jetis, sedang memotong pohon tumbang lalu terjatuh,” katanya.

Advertisement

Selain rumah rusak, hujan deras disertai angin kencang juga mengakibatkan pohon tumbang serta kerusakan fasilitas lain, seperti akses jalan, jaringan listrik dan internet, hingga fasilitas ibadah di Kabupaten Bantul, Gunungkidul, Sleman, dan Kulonprogo.

Lilik meminta masyarakat tetap mewaspadai potensi bencana serupa karena mengacu prakiraan BMKG hujan sedang-lebat yang dapat disertai petir dan angin masih berpeluang terjadi di provinsi ini hingga 16 Maret 2024.

“Masyarakat agar selalu mengikuti peringatan dini dan informasi cuaca dari BMKG guna meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif