SOLOPOS.COM - Suasana aksi Selamatkan Demokrasi Indonesia yang digelar Sejumlah mahasiswa, tenaga kependidikan, dosen hingga alumni Universitas Islam Indonesia (UII) di halaman Auditorium Prof. KH. Abdul Kahar Muzakkir pada Kamis (14/3/2/2024). (Harian Jogja/Catur Dwi Janati)

Solopos.com, SLEMAN – Sivitas akademika Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar aksi unjuk rasa bertajuk Selamatkan Demokrasi Indonesia, Kamis (14/3/2024). Dalam aksi itu, Rektor UII, Profesor Fathul Wahil menilai demokrasi di Indonesia telah mati.

Aksi unjuk rasa itu diikuti sejumlah mahasiswa, tenaga kependidikan, dosen, hingga alumni UII. Selain diisi orasi dan pernyataan sikap, para peserta aksi juga melakukan tabur bunga ke keranda bertuliskan demokrasi sebagai simbol matinya demokrasi.

Promosi Pemilu 1955 Dianggap Paling Demokratis, Tentara dan Polisi Punya Partai Politik

Rektor UII, Profesor Fathul Wahid, saat membacakan pernyataan sikap UII mengatakan, demokrasi sebagai kesepakatan publik yang suci telah mati. Hal ini merupakan fakta pahit setelah Indonesia melewati 26 tahun reformasi.

Menurutnya, pelaksanaan Pemilu 2024 terlihat damai dan aman. Namun di balik itu, pesta demokrasi telah dimanipulasi oleh elite politik yang bekerja sama dengan kelompok oligarki untuk memperdaya masyarakat demi keuntungan politik elektoral.

“Pemilu sebagai salah satu pilar utama demokrasi telah ambruk dan sekadar menjadi sarana pelanggengan kekuasaan politik dinasti Presiden Jokowi,” kata Fathul di halaman Auditorium Prof. KH. Abdul Kahar Mudzakir, Kamis.

Melihat situasi ini, UII sebagai kampus yang lahir sebelum kemerdekaan Indonesia memiliki tanggung jawab moral dan historis untuk menegakkan Indonesia, terutama agar demokrasi berjalan di atas dasar konstitusi dan menghormati hak asasi manusia.

Ada tujuh poin dalam pernyataan sikap UII, salah satunya menuntut seluruh penyelenggara negara untuk menjunjung tinggi etika berbangsa dan bernegara, serta menghormati hak dan kebebasan warga negara dan mengembalikan prinsip independensi peradilan.

“UII juga menyerukan aktivis masyarakat sipil untuk melakukan pembangkangan sipil dan menolak menjadi bagian dari kekuasaan yang direbut dengan berbagai muslihat tuna etika,” katanya.

Sementara itu, guru besar Ilmu Media dan Jurnalisme UII, Profesor Masduki dalam orasinya menyinggung demokrasi yang telah mati sejak 14 Februari 2024.

“Sejak 14 Februari 2024, demokrasi telah mati, demokrasi telah terkurung, demokrasi telah dikebiri oleh pemimpin tertinggi negara ini,” katanya.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul UII Ajak Masyarakat Selamatkan Demokrasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya