Jogja
Jumat, 19 Januari 2024 - 21:32 WIB

Banjir Rendam Jembatan, Ratusan Warga di Kedungwanglu Gunungkidul Terisolir

Andreas Yuda Pramono  /  Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang warga menyeberang jembatan crossway di Padukuhan Kedungwanglu, Kalurahan Banyusoco, Playen, Gunungkidul yang tenggelam akibat banjir, Jumat (19/1/2024). (Istimewa)

Solopos.com, GUNUNGKIDUL — Satu kampung di Padukuhan Kedungwanglu, Kalurahan Banyusoco, Playen, Kabupaten Gunungkidul, sempat terisolasi karena diterjang hujan deras pada Jumat (19/1/2024). Ratusan warga di padukuhan tersebut terdampak.

Warga Kedungwanglu, Munadzar Abror, mengatakan banjir tahunan tersebut sempat menenggelamkan jembatan crossway. Elevasi air tersebut menyentuh 1 meter. Namun saat ini air mulai surut dan warga sudah bisa menyeberang.

Advertisement

Munadzar menerangkan jembatan tersebut membelah satu dusun menjadi dua bagian. Air yang meluap berasal dari Sungai Prambutan dari sisi timur dan bermuara di Sungai Oya di barat padukuhan.

“Jembatan crossway ini berupa cor. Memang tidak ada pengaman [di sisi kiri-kanan]. Kalau, banjir kayu-kayu bisa tertahan. Pas banjir saja tinggi air bisa sedada orang dewasa,” kata Munadzar dihubungi, Jumat (19/1/2024).

Dia menjelaskan sebagaian besar warga bertempat tinggal di sisi utara Sungai Prambutan. Jembatan itu menjadi satu-satunya akses yang dapat dilewati. Apabila jembatan itu terendam, ada sebagian wilayah yang terisolasi.

Advertisement

“Warga sudah hapal kalau ketinggian air sekian maka tidak berani menyeberang,” katanya.

Selain banjir, hujan deras yang terjadi semalaman menyebabkan pohon tumbang dan talut rumah longsor.

Koordinator SAR Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi II Pantai Baron, Marjono, mengatakan teras rumah seorang warga Padukuhan Sumuran, Kalurahan Kemadang, Tanjungsari hancur akibat talud rumah tidak dapat menahan beban.

“Talut rumah milik Irwan Trianto longsor karena tidak kuat menahan beban bangunan teras rumah. Sebabnnya hujan lebat. Terjadinya hari ini jam 06.00 WIB,” kata Marjono.

Advertisement

Marjono menambahkan longsoran tersebut juga menutup sebagian bahu jalan menuju Pantai Baron. Dia mengaku SAR dan warga telah bergotong royong membuka jalan tertutup longsoran tersebut menggunakan angkong dan cangkul sekop.

Listrik Padam

Banjir yang menerjang Padukuhan Kedungwanglu, Kalurahan Banyusoco, juga berdampak pada padamnya listrik di wilayah tersebut.

Dukuh Kedungwanglu, Burhan Tholib, mengatakan wilayahnya mengalami mati listrik selama dua hari.

Advertisement

“Sudah dua hari mati listrik. Ya sempat hidup tapi hanya satu jam lalu mati lagi. Jam 11.00 WIB sampai 13.00 WIB hidup. Jam 13.00 WIB sampai sekarang [16.55] mati. Baterai ponsel saya juga tinggal 18 persen. Sebentar lagi paling juga mati,” kata Burhan, Jumat (19/1/2024).

Burhan menjelaskan aliran listrik Kedungwanglu berasal dari Mangunan, Bantul. Listrik tersebut melintas sungai dan hutan.

Selain itu, satu-satunya jembatan crossway di padukuhan tersebut baru dapat dilewati pukul 10.00 WIB setelah tenggelam. Jembatan cor tanpa pengaman tersebut riskan terendam apabila terjadi hujan dengan curah hujan yang sama.

Warga RT 2 RW 5 Padukuhan Kedungwanglu, Sufyan Efendi, mengatakan ada lima RT mulai dari RT 3, 4, 5, 6, dan 7 yang terisolasi atau tidak dapat keluar wilayah akibat luapan banjir Sungai Prambutan yang menenggelamkan jembatan crossway.

Advertisement

“Jembatan Prambutan itu satu-satunya akses. Lima RT terisolasi. Kalau jumlah KK ada sekitar 120 KK,” kata Sufyan.

Lebih jauh, dia menegaskan ada salah satu warga yang tinggal di RT yang terisolasi memiliki sakit jantung dan pada Jumat (19/1/2024) merupakan jadwal kontrol ke Rumah Sakit. Akhirnya warga tersebut tidak dapat pergi.

“Mestinya ke dokter jantung tapi tidak bisa. Hal yang pasti kalau banjir tidak bisa aktivitas, baik sekolah, buruh, dan lain-lain,” katanya.

Sufyan yang tinggal di RT 002 juga mengatakan bahwa listrik di Kedunwanglu mati selama dua hari. Warga telah melapor melalui aplikasi PLN Mobile dan pesan whatsapp ke petugas namun penanganan dirasa lambat.

“Penanganannya lambat sekali. Petugas PLN Gunungkidul sementara yang menangani Bantul,” ucapnya.

Anggota FPRB Banyusoco, Ahyari yang tinggal di RT 004 membenarkan bahwa hujan yang terjadi selama satu hari dapat membuat air Sungai Prambutan meluap dan menenggelamkan jembatan crossway.

Advertisement

“Yang biasa kami alami sebagai warga, ketika hujan satu malam biasanya air meluap dan jembatan tidak bisa dilewati. Listrik juga mati dua hari ini,” kata Ahyari.

Sementara itu, konfirmasi yang dilakukan Harianjogja.com (Solopos Media Group) ke Humas PLN Gedongkuning masih belum mendapat jawaban sampai tulisan ini diterbitkan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif