SOLOPOS.COM - Batik motif kawung. (budaya.jogjaprov.go.id)

Solopos.com, JOGJA — Batik tidak hanya ada di Pekalongan dan Solo, tetapi juga ada di Jogja. Jogja memiliki sejumlah motif batik yang asli dan khas daerah tersebut.

Batik sendiri telah ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO pada 2009 silam. Setiap tanggal 2 Oktober, masyarakat Indonesia memperingatinya sebagai Hari Batik Nasional.

Promosi Mudik: Traveling Massal sejak Era Majapahit, Ekonomi & Polusi Meningkat Tajam

Jogja yang menjadi kota yang syarat akan budaya Jawa, memiliki sejumlah motif batik asli yang penuh makna filosofi.

Dikutip dari jogjaprov.go.id, Senin (2/10/2023), kain batik asli Jogja mempunyai berbagai macam motif yang cantik dan mengandung makna yang sangat dalam. Batik asli Jogja memiliki berbagai ciri khas yang berbeda dari batik luar daerah.

Batik asli Jogja cenderung memiliki warna dasar warna putih atau biru kehitaman. Batik Jogja didominasi berwarna coklat atau sogan, putih bersih atau petha, biru tua atau wedel, dan hitam. Warna batik asli Jogja ini cenderung mengarah ke warna-warna tanah.

Pemilihan warna batik ini tidak terlepas dari pengaruh geografis dan kondisi alam dari wilayah Yogyakarta yang kehidupan masyarakatnya sangat terkait erat dengan tanah dan pertanian.

Masing-masing warna yang digunakan untuk batik ini memiliki arti. Semisal warba coklat menjadi simbol dari warna tanah lempung yang subur sehingga diharapkan dapat membangkitkan rasa kebahagiaan, kerendahan hati, kesederhanaan, dan sifat membumi.

Untuk warna biru memiliki arti mampu memberikan rasa ketenangan, kepercayaan, kelembutan pekerti, keikhlasan, dan kesetiaan. Sedangkan warna putih melambangkan sinar kehidupan, kesucian, ketentraman hati, keberanian, dan sifat pemaaaf pemakainya.

Selanjutnya, warna hitam atau gelap dalam kain batik asli Jogja melambangkan kekuatan, kekekalan, kemewahan, kemisteriusan, dan keanggunan.

Bukan hanya warna saja yang memiliki makna filosofi. Motif batik asli Jogja juga memiliki makna yang sangat mendalam. Motif utama batik khas Jogja dibagi menjadi dua, yaitu geometris dan non-geometris. Kedua motif utama ini memiliki turunan mulai dari pulihan hingga ratusan jenis motif.

Untuk motif geometris pada batik aslu Jogja terdiri dari motif ceplok yang berwujud pola dari tatanan simetris dalam bentuk lingkaran, kotak, bintang, dan motif parang. Motif parang sendiri berupa polanya merupakan jalinan menyerupai huruf S dengan kemiringan diagonal 45 derajat dan motif lereng yang memiliki pola sama dengan motif parang, tetapi tidak memiliki ornamen pemisah.

Sedangkan yang termasuk dalam motif non-geometris yaitu motif semen yang berasal dari kata semi yang berarti tumbuh dan berkembang. Pola motif semen biasanya mengandung gambar tanah, bumi, dan gunung, beserta flora dan fauna yang hidup. Selain itu juga ada motif lung-lungan dan sulur-sulur dari pohon yang merambat.

Selanjutnya, motif boketan yang menampilkan berupa pola 1 pohon yang terdiri dari batang, daun, ranting, bunga, dan hewan-hewan. Motif batik asli Jogja ini banyak mengadopsi simbol kebudayaan agama Hindu. Simbol dan konsep budaya Hindu ini paling nampak dalam motif semen.

Lebih lanjut, dalam motifnya tertuang gambar burung garuda yang melambangkam matahari, lidah api yang melambangkan Dewa Api yang sakti, dan gambar tentang konsep dunia bawah, tengah, dan atas.

Ciri batik asli Jogja juga bisa dilihat dari seret atau bagian putih pada pinggir kain batiknya. Seret batik khas Jogja ini memiliki keunikan tersendiri karena dipertahankan agar tetap berwarna putih terang. Untuk itu, dalam proses pembuatannya sangat diupayakan agar lilin atau malam tidak pecah sehingga pewarna lain tidak dapat masuk.

Sedangkan untuk motif batik asli Jogja antara lain motif ceplok, motif kawung, motif parang, dan motif semen. Motif ceplok mengadopsi bentuk buah kawung yang dibelah menjadi empat dan menunjuk ke empat arah.

Motif kawung memiliki ciri khas berupa empat lingkaran yang berporos pada satu lingkaran kecil di tengah. Motif parang merupakan motif batik yang hanya boleh digunakan raja dan keterunannya. Sedangkan motif semen, merupakan motif yang bermakna kesuburan, kemakmuran, dan alam semesta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya