Jogja
Jumat, 12 Januari 2024 - 13:26 WIB

BPBD Sleman Ingatkan Warga, Semua Kecamatan Potensi Bencana Angin Kencang

Newswire  /  Mariyana Ricky P.D  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sepeda motor rinsek tertimpa pohon beringin tumbang di simpang tiga Kronggahan, Mlati, Sleman, Senin (09/01/2017). Hujan lebat disertai angin kencang menyebabkan sejumlah pohon tumbang di kawasan Sleman. Sejumlah sepeda motor dan rumah warga mengalami kerusakan akibat kejadian tersebut, dua orang mengalami luka-luka akibat pohon tumbang di Kronggahan. (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Solopos.com, SLEMAN — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta mengingatkan masyarakat bahwa seluruh kapanewon (kecamatan) di wilayah itu berpotensi terjadi bencana angin kencang dan bencana hidrometeorologi lainnya pada musim hujan saat ini.

“Bencana hidrometeorologi berpotensi terjadi di seluruh kapanewon di Sleman, terutama wilayah yang sebelumnya pernah terjadi bencana angin kencang,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman Makwan di Sleman, Jumat (12/1/2024), dilansir Antara.

Advertisement

Menurut dia, dengan kondisi tersebut Pemerintah Kabupaten Sleman telah menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi untuk seluruh wilayah di daerah itu.

“Status siaga darurat ini diberlakukan sejak 1 Desember 2023 hingga akhir Februari 2024,” katanya.

Ia mengatakan sebagai langkah antisipasi, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan mewaspadai setiap tanda-tanda cuaca

Advertisement

“Masyarakat juga dapat melakukan mitigasi guna meminimalisasi dampak yang ditimbulkan seperti memangkas batang pohon di sekitar yang dinilai rawan tumbang,” katanya.

Makwan mengatakan selain itu juga perlu melakukan pemeriksaan terhadap konstruksi atap rumah, apakah ada paku-paku yang lepas atau kayu yang rapuh, sehingga cukup rawan jika diterpa angin kencang.

“Kemudian, atap yang terbuat dari seng atau galvalum juga perlu dicek lagi kekuatannya,” katanya.

Advertisement

Ia mengatakan untuk potensi terjadinya banjir, longsor dan genangan air saat hujan deras, masyarakat juga diimbau untuk lebih peduli dengan lingkungan sekitarnya untuk memastikan kondisi saluran air, aliran sungai maupun kontur tanah cukup aman.

“Selain itu, jika terjadi hujan deras dengan durasi yang cukup lama di puncak Gunung Merapi juga berpotensi menimbulkan banjir lahar hujan, untuk itu masyarakat juga harus waspada agar tidak melakukan aktivitas di aliran sungai berhulu Gunung Merapi, termasuk aktivitas pariwisata,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif