SOLOPOS.COM - Ilustrasi cuaca hujan lebat. (Dok Solopos)

Solopos.com, JOGJA — Cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedang hingga deras disertai angin kencang dan petir diperkirakan menerjang wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta selama sepekan ke depan. Untuk itu, masyarakat diminta waspada terhadap bencana yang ditimbulkan dari cuaca ekstrem tersebut.

Kepala Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, Warjono, mengatakan berdasarkan analisis terkini diidentifikasi hingga sepekan ke depan terdapat kondisi dinamika atmosfer yang memicu adanya potensi cuaca ekstrem.

Promosi Era Emas SEA Games 1991 dan Cerita Fachri Kabur dari Timnas

Dia juga meminta kepada warga Yogyakarta yang tinggal di daerah bertopografi curam, bergunung, atau tebing dan rawan longsor serta banjir untuk mewaspadai dampak cuaca ekstrem. Seperti banjir banding, jalan licin, pohon tumbang, dan berkurangnya jarak pandang.

Mengacu hasil analisis dinamika atmosfer Stasiun Meteorologi Yogyakarta International Airport (YIA), terdapat Monsun Asia musim dingin yang diasosiasikan sebagai musim angin baratan mulai menunjukkan dampaknya terhadap potensi peningkatan massa udara basah di sekitar wilayah Indonesia, sehingga pertumbuhan awan hujan di periode Januari ini diprediksikan cukup intens.

Selain itu, aktivitas Madden Jullian Oscillation (MJO) termonitor sudah mulai memasuki kuadran 3 (Indian Ocean) wilayah Indonesia dan dalam sepekan ke depan efeknya adalah berkontribusi terhadap penambahan uap air di wilayah Indonesia sehingga memicu peningkatan potensi hujan sedang-lebat di beberapa wilayah.

“Kondisi tersebut diperkuat dengan adanya aktivitas gelombang Rossby di wilayah Indonesia, terutama wilayah Jawa bagian utara, yang secara tidak langsung ikut menambah pasokan uap air di Jawa bagian selatan, termasuk DIY,” ujar Warjono, Kamis (5/1/2024).

Selain itu, lanjut dia, terbentuknya pola siklonik di Jawa bagian selatan memicu pumpunan massa udara di wilayah DIY.

Berdasarkan hasil analisis terkini dari profil vertikal, kata dia, kelembapan udara di wilayah DIY pada ketinggian 1,5-5,5 km berkisar antara 70-95 persen (basah), yang menyebabkan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah itu lebih dominan terjadi pada siang-sore hari.

BMKG Stasiun Meteorologi Yogyakarta memerinci pada 5 Januari 2024 hujan sedang hingga lebat disertai kilat/petir dan angin kencang diprakirakan terjadi di Kota Jogja, Sleman, Bantul bagian Utara dan Tengah, Kulon Progo bagian Utara, dan Gunungkidul bagian Utara.

Berikutnya pada 6 Januari 2024 potensi cuaca ekstrem juga terjadi di Kota Jogja, Sleman, Kulon Progo bagian utara dan Gunungkidul bagian utara. Kemudian pada 7 Januari 2024 potensi terjadi di Sleman, Kulon Progo bagian utara dan Gunungkidul.

“Dalam sepekan terakhir, cuaca ekstrem berupa hujan lebat turut memicu terjadinya bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan longsor di beberapa daerah di DIY,” katanya yang dikutip dari Antara.

Sebelumnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul mencatat ada 93 rumah rusak ringan hingga parah akibat angin kencang yang menerjang wilayah ini pada Rabu (3/1/2024). Selain itu, pada Kamis (4/1/2024) cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai angin kencang juga mengakibatkan kanopi Stasiun Tugu Yogyakarta roboh dan menimpa sejumlah mobil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya