SOLOPOS.COM - Gedung Bank Indonesia yang menjadi salah satu bagian dari Kota Tua Jogja. (jogjaprov.go.id)

Solopos.com, JOGJA — Kota tua ada di berbagai daerah di Indonesia, seperti Kota Lama di Kota Semarang dan Kota Tua di Jakarta. Ternyata kota tua juga ada di Kota Jogja. Kota Tua di Jogja ini menjadi tempat wisata menarik bagi pengunjung yang ingin menikmati kemegahan dan keunikan bangunan pada zaman kolonial Belanda.

Kota Tua Jogja berada di sekitar Benteng Vredeburg. Kota Tua Jogja berbeda dengan kota tua di daerah lain, yaitu tidak tidak terpusat dan terbagi atas beberapa loji.

Promosi Liga 1 2023/2024 Dekati Akhir, Krisis Striker Lokal Sampai Kapan?

Dikutip dari indonesiakaya.com, loji pertama disebut dengan loji kebun atau Gedung Agung. Gedung ini sempat digunakan sebagai istana kepresidenan saat Yogyakarta menjadi Ibu Kota Republik Indonesia.

Kemudian ada Kantor Pos Besar, gedung Bank Indonesia, dan gedung BNI yang lokasinya berada di kawasan Titik Nol Kilometer Jogja. Gedung-gedung ini sampai sekarang masih mempertahankan bangunan aslinya. Pada malam hari, gedung-geding ini akan terlihat lebih eksotis dan unik.

Selanjutnya, bagian dari Kota Tua Jogja yaitu gedung SMAN 3 yang dulunya merupakan gedung Algemene Middelbare School (AMS), gedung SMAN 5 yang dulunya merupakan gedung Normal School, dan gedung SMU BOPKRI 1 yang dahulu merupakan gedung Christeijke MULO dan Akademi Militer.

Bangunan tua bersejarah peninggalan Belanda lainnya yang tidak kalah unik adalah gedung yang kini difungsikan sebagau kantor Asuransi Jiwasraya. Ada juga Gedung Bimo yang kini difungsikan sebagai gedung pertemuan.

Untuk Istana Yogyakarta atau yang dikenal dengan nama Gedung Agung berlokasi di pusat keramaian kota, tepatnya di ujung selatan Jalan Malioboro. Gedung Agung ini terletak di Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Jogja. Kompleks istana ini berdiri di atas lahan seluas 43.585 meter persegi.

Sedangkan untuk gedung Bank Indonesia Yogyakarta berada di Jalan P. Senopati No. 4 Jogja. Dikutip dari jogjaprov.go.id, saat zaman belanda, gedung ini bernama De Javasche Bank yang dibuka pada 1 April 1879. Gedung ini berdiri untuk mengakomodasi usulan perusahaan yang memiliki kepentingan bisnis di daerah ini, yaitu Firma Dorrepaal & Co., Semarang.

Pada 9 Maret 1942, kegiatan di De Javasche Bank sempat terhenti bersamaan dengan masa pendudukan Jepang yang disusul dengan likuidasi bank-bank milik Belanda, Inggris, dan Cina. Gedung ini sempat buka pada akhir 1948, KC Djokdjakarta mulai beroperasi kembali, tetapi kemudian ditutup pada 30 Juni 1949 bersamaan dengan Agresi Belanda ke-2.

Namun, pada 22 Maret 1950 gedung ini beroperasi kembali. Dengan diberlakukannya UU No. 11/1953 pada 1 Juli 1953, De Javasche Bank berubah menjadi Bank Indonesia, sehingga seluruh KC De Javasche Bank berubah menjadi KC Bank Indonesia, termausk KC Yogyakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya