SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Solopos.com, SLEMAN — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman, Yogyakarta, mencatat sudah ada enam orang warga yang meninggal akibat penyakit leptospirosis sejak Januari-September 2023. Enam warga yang meninggal dunia itu berasal dari Kapanewon Moyudan, Minggir, Sleman, dan Ngemplak.

Berdasarkan data Dinkes Kabupaten Sleman sejak Januari hingga September 2023 sudah ada 58 kasus leptospirosis. Dari jumlah tersebut ada enam warga meninggal dunia karena penyakit itu.

Promosi Liga 1 2023/2024 Dekati Akhir, Krisis Striker Lokal Sampai Kapan?

Sub Koordinator Kelompok Substansi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Sleman, Seruni Angreni Susila, mengatakan meski saat ini angka kasus leptospirosis di wilayahnya mengalami penurunan pada beberapa bulan terakhir, pihaknya tetap mewaspadai adanya peningkatan kasus. Apalagi, leptospirosis biasanya baru diketahui setelah penyitas melakukan pemeriksaan di fasilitas kesehatan terdekat, seperti puskesmas dan rumah sakit.

“Memang tidak setinggi dibandingkan pada pertengahan tahun. Namun, kami tetap mewaspadai kemungkinan peningkatan kasus. Apalagi risiko kematian dari penyakit ini sangat tinggi,” katanya, Minggu (19/11/2023).

Lebih lanjut Seruni menyatakan, berdasarkan data yang ada, beberapa kapanewon yang rawan terhadap penyebaran kasus leptospirosis. Kapanewon itu antara lain Moyudan, Gamping dan Minggir di wilayah barat. Sedangkan di kawasan timur ada di Kapanewon Prambanan, Kalasan dan Ngemplak. Sebab, di kawasan tersebut, terdapat lahan pertanian, dekat dengan aliran sungai, dan merupakan vektor penyebaran tikus.

“Sementara penyakit ini kan masuk masuk ke dalam tubuh manusia, lewat bekas luka dan genangan air yang terkontaminasi bakteri leptospira,” katanya.

“Untuk itu kami minta petani dan warga untuk alat pelindung diri [APD] berupa [sepatu] bot atau sarung tangan karet ketika berkebun, ke sawah maupun ke kolam dan mencuci tangan dan kaki dengan sabun setelah terkena kotoran,” ujarnya.

Selain itu, Dinkes, kata Seruni telah bekerja sama dengan Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DP3) Sleman untuk mencegah penyebaran leptospirosis. DP3 Sleman mengintensifkan pemberantasan vektor tikus dengan mengoptimalkan keberadaan burung hantu. “Karena keberadaan burung hantu ini efektif untuk mengurangi dan mencegah hama tikus,” ucap Seruni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya