SOLOPOS.COM - Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Solopos.com, JOGJA — Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sekaligus Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X berpesan agar Pemilu Serentak 2024 tidak semata-mata digelar untuk mengisi jabatan presiden dan wakil presiden serta kursi-kursi DPR.

Selain sebagai proses pembelajaran politik untuk mendewasakan berdemokrasi, pemilu juga merupakan titik tolak awal estafet kepemimpinan menuju Indonesia yang sejahtera, berkeadilan, dan bermartabat.

Promosi Mimpi Prestasi Piala Asia, Lebih dari Gol Salto Widodo C Putra

Hal itu disampaikan Sri Sultan saat menyampaikan “Sapa Aruh” menjelang Pemilu 2024 di Monumen Jogja Kembali, Sleman, DIY, Sabtu (28/10/2023).

“Maka, marilah kita serukan kata damai untuk pemilihan serentak ini,” kata Sri Sultan seperti dikutip dari Antara, Minggu (29/10/2023).

Pada kesempatan itu, Sri Sultan mengingatkan pemilu bukan sekadar ajang perebutan kekuasaan, melainkan juga sebagai olah budaya untuk meningkatkan mutu budaya demokrasi.

“Masyarakat menginginkan kemajuan dan kemartabatan bangsa, bukan menjadikan pemilu sekadar ajang perebutan kekuasaan semata,” katanya.

Sri Sultan mengatakan seiring berkembangnya teknologi, media sosial kerap menjadi kubangan pergunjingan sosial. Hal itu seiring kemampuannya menjadi alat yang ampuh sebagai senjata dalam pertarungan politik. Kondisi itulah yang dia khawatirkan akan mempertajam polarisasi masyarakat.

Menurut Sultan perlu pemahaman bersama bahwa perbedaan pandangan politik tidak menjadi masalah sehingga kedewasaan berpikir terkait perbedaan itu mutlak diperlukan.

“Ada kekhawatiran soal keindonesiaan kita seiring lunturnya persaudaraan dan luruhnya Indonesia sebagai rumah bersama hanya karena kontestasi politik semata,” kata dia.

Seiring semangat “Jogja Nyawiji ing Pesta Demokrasi”, Sultan mengatakan tugas lurah dan pamong kelurahan se-Daerah Istimewa Yogyakarta perlu menjadi kekuatan moral serta turut meredam konflik emosional, mengajak masyarakat serta memberdayakan jaga warga untuk menjaga pesta demokrasi dengan mengedepankan nurani, nalar, dan akal sehat.

“Semua hanya bisa terlaksana apabila lurah dan pamong mengedepankan sikap netral, mengedepankan iklim kondusif dan kohesi sosial,” kata Gubernur DIY.

Sumber: Antara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya