Jogja
Minggu, 28 Januari 2024 - 18:43 WIB

Lahan Sawah di Sleman Terus Menyusut, 2.153 Ha Beralih Fungsi Selama 4 Tahun

David Kurniawan  /  Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi sawah. (freepik.com)

Solopos.com, SLEMAN – Penyusutan lahan pertanian akibat alih fungsi lahan di Kabupaten Sleman terus terjadi. Dalam empat tahun terakhir, penyusutan lahan persawahan di Sleman terjadi hingga 2.153 hektare.

Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman, Siti Rochayah, mengatakan tantangan di sector pertanian tak hanya menghadapi anomali maupun cuaca ekstrem. Pasalnya, juga ada fakta bahwa luas lahan pertanian di Sleman terus menyusut setiap tahunnya.

Advertisement

Ia menggambarkan, luas baku sawah pada 2029 mencapai 18.137 hektare. Namun demikian, dalam kurun waktu empat tahun atau tepatnya di 2023 jumlahnya terus berkurang dan tinggal menyisakan 15.984 hektare sawah.

“Dari 2019 sampai 2023, penyusutannya hampir mencapai 2.153 hektare,” kata Siti kepada wartawan, Minggu (29/1/2024).

Advertisement

“Dari 2019 sampai 2023, penyusutannya hampir mencapai 2.153 hektare,” kata Siti kepada wartawan, Minggu (29/1/2024).

Dia menjelaskan, data penyusutan ini berdasarkan rilis data yang dikeluarkan oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional. Adapun penyusutan terjadi karena alih fungsi lahan menjadi non-pertanian.

Siti mencontohkan, adanya pembangunan yang masif membuat kebutuhan perumahan di Sleman meningkat. Meski tidak menyebut data secara rinci, namun hal ini ikut berdampak terhadap berkurangnya sawah di Kabupaten Sleman.

Advertisement

“Intinya ada perubahan fungsi dari sawah ke bangunan. Ada yang jadi perumahan, tapi ada juga yang terdampak pembangunan tol,” katanya.

Dia menambahkan, secara akumulasi luas panen juga cenderung turun. Sebagai gambaran pada 2022, luasan panen mencapai 42.353 hektare.

Adapun luas panen pada 2023 sekitar 41.830 hektare. Turunnya luas panen juga berdampak terhadap produktivitas padi yang dihasilkan.

Advertisement

Tahun lalu gabah kering giling yang dihasilkan mencapai 251.250 ton. Jumlah ini mengalami penurunan dibandingkan dengan capaian panen pada 2022 sebanyak 256.708 ton.

“Gabah kering giling yang dihasilkan ada penurunan sekitar 5.000 ton di 2023 karena dampak dari kemarau Panjang yang terjadi,” katanya.

Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman, Supramono, mengatakan terus berkomitmen untuk peningkatan produktivitas pertanian. Salah satu upaya dilakukan dengan memberikan bantuan alat-alat mesin pertanian (Alsintan).

Advertisement

“Kami komitmen untuk terus memberikan bantuan alsintan kepada petani di Sleman di setiap tahunnya,” kata Supramono.

Dia menjelaskan, untuk tahun ini sudah mengalokasikan anggaran lebih dari Rp19 miliar guna membantu Alsintan ke kelompok tani. Meski tidak menyebut secara rinci, ada banyak alat pertanian modern yang akan diberikan mulai dari hand tractor, treaser, mesin pemotong rumput, genset, mesin pompa, cultivator, kendaraan roda tiga dan lain sebagainya.

“Sudah masuk program dan kalau siap bisa segera diberikan ke kelompok tani yang masuk daftar penerima bantuan,” katanya.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Luas Sawah di Sleman Makin Menyusut Imbas Gencarnya Pembangunan

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif