SOLOPOS.COM - Ilustrasi sekolah. (Freepik).

Solopos.com, KULONPROGO – Sejumlah sekolah di Kabupaten Kulonprogo bakal terdampak pembangunan jalan tol Solo-Jogja-Yogyakarta International Airport (YIA). Atas dampak tersebut, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kulonprogo telah menyiapkan sejumlah skema pembelajaran di sekolah-sekolah yang terdampak pembangunan tol tersebut.

Skema shifting dengan menumpang sekolah terdekat menjadi solusi paling dimungkinkan bagi sekolah yang terdampak proyek tol.

Promosi Mali, Sang Juara Tanpa Mahkota

Kepala Disdikpora Kulonprogo, Arif Prastowo, mengatakan pihaknya mulai menyusun skema Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang paling memungkinkan untuk diterapkan kepada sekolah-sekolah yang terdampak pembangunan ruas tol Jogja-YIA. Skema ini mencakup rencana penggantian bangunan hingga relokasi bila nanti diperlukan.

“Kami harus segera melakukan antisipasi. Baik itu untuk sekolah sementara kemudian tentang rencana penggantian gedung atau mungkin juga potensi untuk relokasi,” terang Arif pada Sabtu (27/1/2024).

Setahu Arif, ada tiga sekolah di bawah kewenangan Disdikpora Kulonprogo yang bakal terdampak pembangunan jalan bebas hambatan tersebut. Ketiga sekolah tersebut merupakan Sekolah Dasar (SD) yang berlokasi di Nanggulan, Hargomulyo dan Temon.

Meski belum mengantongi secara detail jumlah sekolah yang bakal terdampak, Arif berharap pada pekan terakhir bulan Januari nanti pihaknya bisa menerima daftar sekolah yang dipastikan terdampak tol. Termasuk dampak yang bakal diterima sekolah dari pembangunan Tol nantinya, apakah terdampak lahannya saja atau terdampak bangunnya, terdampak sebagian atau seluruhnya.

“Para siswa kan harus kami pindahkan. Kami harus mencari tempat untuk sekolah sementara mereka yang memungkinkan. Paling tidak itu langkah pertamanya,” tandasnya.

Arif menyampaikan salah satu skema yang dinilai paling memungkinkan untuk dilakukan adalah menumpang pada bangunan sekolah terdekat. Bila masih ada cukup ruang, sekolah terdampak tol bisa menggelar KBM berbarengan di ruang yang tidak terpakai di sekolah lain.

Namun, jika sekolah yang ditumpangi tidak memiliki ruang kosong, mau tidak mau siswa akan menggelar KBM Setelah sekolah pemilik bangunan selesai menggelar KBM. Cara ini bisa dibilang sistem sif, pagi untuk KBM siswa sekolah utamanya, siangnya untuk siswa sekolah terdampak tol.

“Paling memungkinkan itu adalah menggunakan gedung sekolah lain, nunut. Skenarionya [bagi sekolah terdampak] itu bisa di siang hari. Kalau itu ternyata sekolah yang terdekat sama-sama penuh kan enggak mungkin digabung,” tandasnya.

Skema sif dinilai lebih aman bagi siswa dan guru ketimbang menggelar KBM di gedung kosong yang lama tidak dipakai maupun tenda sementara. Di gedung yang lama tidak dipakai, keamanan bangunannya harus diketahui agar tidak membahayakan siswa.

Sedangkan apabila digelar di tenda sementara, kondusivitas belajar siswa jadi pertimbangan. Selain sifat tenda sendiri yang rawan saat terjadi hujan maupun angin.

“Itu kan berisiko ya untuk tenda sementara, tidak nyaman dan tentu membutuhkan tempat,” ujarnya.

“Sementara ya hanya dengan menggunakan gedung sekolah yang terdekat. Karena agak susah mendapatkan tempat tertentu,” ungkap Arif.

Berkaca pada pembangunan Yogyakarta International Airport (YIA), ada satu sekolah yang akhirnya menjalani KBM dengan cara menumpang di sekolah yang lain. Kala itu siswa yang terdampak tidak banyak dan bisa menumpang pada gedung sekolah yang lain. Cara ini pula yang mungkin jadi bekal Disdikpora untuk menerapkan skema serupa pada sekolah terdampak pembangunan Tol Jogja-YIA.

“Yang memungkinkan dengan menggunakan gedung-gedung sekolah terdekat. Itu paling memungkinkan, misalnya itu ada gedung SMP ya kita gunakan gedung SMP, ada gedung SD ya gedung SD,” tegasnya.

Sebelumnya Melalui Keputusan Gubernur DIY No. 378/KEP/2023 tentang Penetapan Lokasi Pembangunan Jalan Tol Solo-Jogja-Kulonprogo Seksi Yogyakarta-Kulonprogo terdapat 18 kalurahan yang bakal terdampak pembangunan jalan bebas hambatan tersebut.

Belasan lokasi tersebut mencakup Kalurahan Banguncipto dan Kaliagung di Kapanewon Sentolo, Kalurahan Donomulyo di Nanggulan dan Kalurahan Wates di Wates. Sementara di Kapanewon Kokap pembangunan tol melewati Kalurahan Hargomulyo dan Kalurahan Hargorejo. Di Kapanewon Pengasih, tol akan melewati Kalurahan Pengasih, Kalurahan Sendangsari dan Kalurahan Karangsari.

Kapanewon Temon yang menjadi wilayah dengan jumlah kalurahan terdampak paling banyak, tol akan melewati Kalurahan Kulur, Kalurahan Kaligintung, Kalurahan Temon Wetan, Kalurahan Temon Kulon, Kalurahan Palihan, Kalurahan Janten, Kalurahan Karangwuluh, Kalurahan Sindutan dan Kalurahan Kebonrejo. Luas tanah yang dibutuhkan dalam proyek mencapai sekitar 344,417 hektare.

Sebelumnya juga telah diberitakan jika di Kulonprogo nantinya akan dibangun tiga exit tol untuk ruas Tol Jogja-YIA. Tiga pintu itu terletak di Kalurahan Banguncipto di Kapanewon Sentolo, Kalurahan Pengasih di Kapanewon Pengasih dan Kalurahan Kebonrejo, Kapanewoni  Temon.

Kepala Bidang Bina Marga DPUPKP Kulonprogo, A. Nurcahyo Budi Wibowo mengungkapkan bila pada prinsipnya semakin terhubung exit tol Jogja-YIA dengan kawasan di sekitarnya, maka kawasan di sekitar exit tol akan semakin hidup.

Karenanya exit tol Jogja-YIA direncanakan akan terhubung ke jalan nasional terdekatnya agar memudahkan aksesibilitas pengguna jalan tol. “Supaya aksesibilitas pengguna tol nantinya lebih mudah jika langsung terhubung ke jalan nasional,” tuturnya.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Sejumlah Sekolah Bakal Terdampak Tol Jogja-YIA, Siswa Kemungkinan Menumpang ke Sekolah Terdekat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya