SOLOPOS.COM - Rumah peninggalan Wong Kalang di Kota Gede Jogja. (Youtube)

Solopos.com, JOGJA — Keberadaan Wong Kalang diyakini telah menjadikan Kotagede Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kian maju. Wong Kalang mulai membaur dengan masyarakat di zaman Kerajaan Mataram Islam pada abad ke-17 atau saat berada dibawah kepemimpinan Sultan Agung Prabu Hanyakrakusuma.

Solopos.com pernah mengupas tentang kontribusi Wong Kalang yang menjadikan Kotagede DIY sebagai sentra perak pada Kamis (11/11/2021). Berdasarkan pantauan kanal Youtube Hayuningyokta saat itu, penamaan ‘Kalang’ sebenarnya berasal dari bahasa Kawi atau Bahasa Jawa kuno yang berbunyi ‘kepalang’ yang artinya terpisah atau terhalang.

Promosi Iwan Fals, Cuaca Panas dan Konsistensi Menanam Sejuta Pohon

Mereka memisahkan diri dari masyarakat umum semenjak adanya migrasi besar-besaran ras Austronesia ke nusantara yang melahirkan suku-suku moderat saat ini, salah satunya adalah suku Jawa.

Wong Kalang memiliki karakter yang giat bekerja. Hingga akhirnya, Wong Kalang dikenal ahli dalam kerajinan ukir kayu, emas, berlian dan perak. Pada awal abad ke-20, bidang pekerjaan Wong Kalang berkembang pesat, dari seni ukir merambah ke pegadaian.

Hal itu membuat komunitas Wong Kalang terlihat menonjol dari segi perekonomian dibanding masyarakat umum. Banyak saudagar-saudagar kaya dari komunitas Wong Kalang yang muncul saat itu bahkan mereka membangun rumah-rumah yang mewah, memadukan kultur budaya Tionghoa, Jawa dan Belanda.

Dikutip dari kebudayaan.jogjakota.go.id pada Kamis (30/11/2023), Wong Kalang Koatgede dikenal memiliki talenta seni dan intuisi bisnis. Hal ini membawa Wong Kalang menjadi kelompok saudagar yang sukses dengan kekayaan yang luar biasa banyaknya.

Kekayaan para Saudagar Kalang Kotagede ini banyak digunakan untuk mendukung kegiatan sosial maupun berkontribusi pada NKRI (pada masa awal kemerdekaan).

Wong Kalang juga membangun rumah yang megah dengan ciri khas arsitektur bangunan bergaya perpaduan Jawa-Eropa, terutama pada alur jalan utama (path). Hal ini dikarenakan luasnya jaringan bisnis dan pergaulan mereka sehingga berpengaruh pada selera seni bangunan.

Ciri khas rumah Wong Kalang ini kemudian menjadi simbol karakter wajah depan Kawasan Kotagede, yaitu di sepanjang Jalan Tegalgendu, Jalan Mondorakan, dan Jalan Kemasan.

Di sepanjang jalan tersebut di atas, seluruh bangunan memiliki gaya perpaduan. Yang paling kuat adalah pengaruh Eropa, baik era lama maupun yang lebih baru.

Dikutip dari budaya.jogjaprov.go.id, kejayaan Kotagede pada masa Kerajaan Mataram Islam tidak lepas dari adanya peran Wong Kalang yang menetap di sana. Diyakini bahwa Wong Kalang pada masa itu merupakan sosok yang terbilang sukses menjadi penggerak roda perekonomian di kawasan Kotagede.

Kehidupan Wong Kalang Kotagede sebagai seorang pedagang yang masyhur mencapai puncaknya saat Pawiro Suwarno mendapat julukan sebagai sebagai Raja Berlian dari Tanah Jawa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya