SOLOPOS.COM - Kondisi pusat kuliner di area Terminal Dhaksinarga di Kalurahan Selang, Wonosari tak ada lagi yang buka. Rabu (29/11/2023). (Harian Jogja/David Kurniawan)

Solopos.com, GUNUNGKIDUL — Pusat kuliner yang ada di kawasan Terminal Dhaksinarga, Kalurahan Sleang, Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akhirnya berhenti beropasi. Para pedagang di pusat kuliner tersebut terpaksa menutup kios karena sepi pembeli.

Koordinator Satuan Pelayanan Terminal Tipe A Dhaksinarga, Aris Farwanto, menyampaikan aktivitas di pusat kuliner di area parkir terminal Dhaksinarga berhenti beroperasi untuk sementara waktu. Dia tidak mengetahui secara persis penyebab pusat kuliner itu tutup. Namun, ia menduga karena menurunnya pembeli yang terjadi sejak Lebaran hingga sekarang.

Promosi Mi Instan Witan Sulaeman

Meski berada di kawasan terminal, pengelolaan tempat kuliner tersebut dilakukan oleh Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) Gunungkidul.

“Untuk detailnya bisa bertanya ke pengurus APKLI saja, karena kami tidak ikut mengelolanya,” katanya, Rabu (29/11/2023).

Aris mengungkapkan pihaknya terus berupaya untuk meningkatkan kunjungan ke terminal. Ada beberapa program yang dijalankan seperti rencana membuka pintu masuk baru.

Selain itu, juga ada wacana pembangunan rest area di lingkungan terminal. Guna mewujudkan rencana ini, pihaknya juga telah berkoordinasi secara intensif dengan Kementerian Perhubungan.

“Sebenarnya kami berharap dengan adanya pusat kuliner di area terminal bisa ikut meramaikan kunjungan. Tetapi, hal tersebut belum bisa. Jadi, dibuat rencana baru untuk mendukung keberadaan terminal,” kata Aris.

Dia berharap dengan adanya wacana pengembangan area terminal juga bisa mendukung keberadaan UMKM di Bumi Handayani, khususnya di area Terminal Dhaksinarga.

“Masih proses, tapi kami tetap berupaya agar terminal bisa terus ramai dikunjungi,” katanya.

Salah seorang pengurus APKLI Gunungkidul, Sutopo, mengatakan pusat kuliner di Kawasan Terminal Dhaksinarga beroperasi sejak 2022 lalu. Meski demikian, ia tidak menampik usaha yang dikembangkan pedagang tidak berjalan dengan mulus.

Dia mencontohkan pada saat peresmian kawasan ini ramai dikunjungi warga karena ada beberapa even yang digelar. Namun, setengah tahun berselang mulai mengalami kemunduran hingga akhirnya para pedagang memilih tutup.

“Masih sepi dan akhirnya pedagang memilih tutup. Penutupan sudah berlangsung sejak akhir September lalu,” kata dia.

Topo mengungkapkan untuk pembangunan tempat kuliner ini mengeluarkan modal sekitar Rp500 juta. Investasi ini ditanggung oleh pedagang dengan masing-masing orang mengeluarkan uang sebesar Rp10 juta.

“Anggotanya ada 50 orang. Jadi, untuk membangun kios ada iuran Rp500 juta,” katanya.

Selain itu, tempat yang dipergunakan juga belum dikenai biaya sewa. Para pedagang baru dikenai uang kebersihan lingkungan.

Dia menduga sepinya taman kuliner karena aksesnya harus mengikuti jalur kunjungan ke terminal. Hingga sekarang masih dicarikan solusi dengan pihak terminal agar bisa ramai dan pedagang bisa Kembali berjualan.

“Sudah ada kesepahaman dengan pihak terminal dengan adanya rencana jalan tengah ke terminal yang bisa melalui pusat kuliner. Mudah-mudahan ini bisa direalisasikan sehingga jadi lebih ramai dan pedagang Kembali berjualan,” katanya.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Sepi Pembeli, Pedagang Kuliner di Terminal Dhaksinarga Pilih Setop Berjualan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya