SOLOPOS.COM - Selebritas Raffi Ahmad menunjukkan lokasi Beach Club di perbukitan Pantai Krakal, Kapanewon Tanjungsari, Gunungkidul, Sabtu (16/12/ 2023). (Instagram @raffinagita1717)

Solopos.com, GUNUNGKIDUL — Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Yogyakarta mengkritik rencana pembangunan resort dan beach club yang dilakukan artis Raffi Ahmad di perbukitan karst Pantai Krakal, Desa Kemadang, Kapanewon Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul. Pembangunan tersebut berpotensi memperparah kekeringan di wilayah tersebut.

Resort dan beach club milik Raffi Ahmad itu akan dibangun di atas lahan seluas 10 hektare. Nantinya akan ada 300 vila dan tiga restoran di kawasan resort tersebut. Resort tersebut dibangun di atas wilayah Kawasan Bentengan Alam Karst (KBAK) Gunungsewu bagian timur.

Promosi Keturunan atau Lokal, Mereka Pembela Garuda di Dada

Pembangunan resort dan beach club tersebut dapat memperbesar potensi terjadinya banjir dan tanah longsor. Bencana ini bisa terjadi karena menghilangnya daya dukung dan daya tampung di wilayah Tanjungsari.

Padahal dalam Permen-ESDM No. 17/2012, Kawasan Bentang Alam Karst merupakan kawasan lindung geologi sebagai bagian kawasan lindung nasional. Artinya, pemanfaatannya tidak boleh berpotensi merusak kawasan bentang alam karst.

Sebagai wilayah KBAK Gunungsewu, Desa Kemadang masuk dalam zona perlindungan air tanah. Kawasan Pantai Krakal mempunyai sungai bawah tanah dan mata air bawah tanah yang juga merupakan cadangan air bagi warga di sekitarnya.

Meskipun mempunyai sungai bawah tanah, Kapanewon Tanjungsari merupakan wilayah yang rawan kekeringan.

dalam keterangan yang diterima Harianjogja.com (Solopos Media Group), Rabu (20/12/2023), pembangunan resort yang akan mulai dibangun pada 2024 itu dan ditarget rampung pada 2025 itu semakin memperparah kekeringan di Kapanewon Tanjungsari.

Pantai Krakal merupakan wilayah bertopografi datar di antara bukit-bukit karst di sekitarnya. Di kaki bukit karst bagian timur dapat ditemukan sumber air tawar yang merupakan air sungai bawah tanah. Bukit-bukit karst dibutuhkan sebagai tempat resapan air yang nantinya akan menjadi cadangan air bagi wilayah-wilayah di sekitarnya.

Dengan luasnya pembangunan Beach Club milik Raffi Ahmad tersebut tidak menutup kemungkinan akan merusak wilayah-wilayah bebatuan karst di sekitarnya. Hancurnya bukit karst dapat menimbulkan rusaknya daya tampung dan daya dukung air.

Pada peta KBAK Gunung Sewu bagian Timur, wilayah Kapanewon Tanjungsari mempunyai zona-zona rawan bencana banjir dan zona rawan bencana amblesan tinggi.

Menurut Walhi, masuknya Raffi Ahmad sebagai investor di Pantai Krakal, tidak dapat dilepaskan dari peran Pemkab Gunungkidul.

Pemkab Gunungkidul mengimbau warga agar tidak menjual tanahnya ke investor dari luar Gunungkidul. Namun, berbagai kelonggaran investasi di Gunungkidul justru menjadi kontradiksi dari imbauan yang ditujukan ke warga.

Menurut data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), Gunungkidul menargetkan nilai pencapaian investasi pada tahun ini senilai Rp447 miliar. Sedangkan realisasinya hingga November 2023 sudah mencapai Rp451,4 miliar. Investasi yang masuk kebanyakan merupakan investasi di bidang pariwisata.

Namun, sepertinya Pemkab Gunungkidul masih terus menggenjot investasi masuk dengan dalih memajukan perekonomian masyarakat.

Alih-alih terus menggenjot investasi, seharusnya pemerintah Gunungkidul justru menyelesaikan permasalahan kekeringan yang terjadi di Gunungkidul.

Berdasarkan hasil temuan tersebut, Walhi Yogyakarta merekomendasikan beberapa hal. Pertama, Pemkab Gunungkidul harus memperketat perizinan pembangunan hotel dan resort; kedua, mengendalikan pemanfaatan kawasan bentang alam karst; ketiga, menjadikan kawasan Pantai Krakal sebagai kawasan bentang alam karst yang harus dilindungi; dan yang keempat, mengendalikan investasi yang masuk ke Gunungkidul.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Beach Club Raffi Ahmad Dibangun di Atas Bentang Karst, Walhi: Bakal Perparah Krisis Air

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya