SOLOPOS.COM - Pemerintah resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Jakarta-Bandung Whoosh untuk umum pada Rabu (18/10/2023).(Istimewa)

Solopos.com, JOGJA — Jalur perjalanan kereta cepat Whoosh Jakarta-Bandung akan diperpanjang hingga Jogja dan Surabaya. Dengan perpanjangan jalur ini, diperkirakan modal pembangunan ini bisa cepat balik.

Kepala Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada (UGM), Ikaputra, menyampaikan rencana pembangunan kereta cepat sampai ke Jogja dinilai bisa mengembalikan biaya investasi pembangunan kereta cepat itu sampai 55 tahun.

Promosi Mudik: Traveling Massal sejak Era Majapahit, Ekonomi & Polusi Meningkat Tajam

Ika menilai perpanjangan jalur ini tentu akan membuat konektivitas semakin bervariasi dan kemungkinan menambah minat masyarakat.

“Juga di masa depan lebih rendah emisi sehingga memang harus diteruskan dan semakin banyak yang berminat menggunakan, maka investasinya akan cepat balik,” katanya, Jumat (26/1/2024).

Ika mencontohkan proyek kereta cepat atau Shinkansen di Jepang yang diperkenalkan pada 1960-an silam dengan jalur Osaka-Tokyo. Saat ia ke negara itu pada 1990-an atau sekitar 30 tahun sejak kereta cepat dikenalkan, jalurnya sudah semakin banyak. Harganya memang lebih mahal dibandingkan dengan moda pesawat terbang tetapi masyarakat Jepang tetap memilih kereta cepat.

“Jadi menurut saya yang dilakukan pemerintah [dengan memperpanjan jalur kereta cepat] tidak berhenti di Jakarta-Bandung sudah betul, memang investasi semakin mahal, tapi makin banyak orang menggunakan dan keuntungan ke depannya seperti ramah energi, rendah polusi dan sebagainya,” jelas dia.

Dia menganggap perpanjangan jalur moda transportasi itu mutlak dilakukan agar tidak terkesan eksklusif hanya di Jakarta-Bandung saja. Eksklusivitas moda transportasi akan membuat harganya semakin mahal dan yang naik hanya golongan tertentu saja.

“Namun yang perlu diperhatikan ke depan adalah soal skema pembiayaan, harus dicari yang paling efisien dari segi pengembalian uang. Investasinya memang mahal, tapi itu satu-satunya peluang yang bisa mengangkut orang banyak dan walau mahal akan mereduksi akibat yang lebih mahal kalau kita pakai kendaraan pribadi dan berakibat pada polusi tinggi dan bencana alam,” katanya.

Sementara itu, Plh. Kepala Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta, Sumariyoto, mengatakan pemda menyambut baik rencana perpanjangan jalur kereta cepat hingga ke Jogja. Rencana ini dinilai akan mempercepat lalu lintas manusia ke wilayah DIY.

“Ya mudah-mudahan itu bisa, tetapi saya juga ga tau ya karena tidak terlibat secara langsung terkait dengan program itu, ya mudah-mudahan bisa semakin mempercepat lalu lintas kemudian orang mau beralih,” kata dia, Jumat.

Oyot mengatakan pembangunan moda kereta api merupakan salah satu transportasi publik yang harus didukung lantaran punya jalur sendiri dan tidak terganggu dengan moda lainnya. Meskipun ada sisi positif dan negatifnya, tetapi pemerintah perlu menyiasati dengan cermat agar proyek itu banyak peminat.

“Negatifnya Jogja sebagai tujuan wisata mungkin cuma hanya lewatan saja, makanya yang perlu disiasati adalah mereka yang bertujuan wisata ke Jogja akan lebih cepat. Kami juga harus sediakan layanannya, baik merangkul pihak jasa wisata dan lain-lain, itu menurut saya yang positif,” katanya.

Oyot menambahkan sampai sekarang belum menerima informasi resmi soal perpanjangan jalur kereta cepat itu sampai ke Jogja. Meskipun Pemerintah Pusat telah membuka lelang untuk kajian kelayakan terhadap rencana itu.

“Kebetulan pemda itu kewenangannya hanya di kereta regional, kalau itu kan full dari pusat. Iya semua langsung dari sana. Sampai sekarang belum ada komunikasi, kebanyakan kami hanya tahu dari media,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya