Jogja
Kamis, 2 November 2023 - 21:02 WIB

Bahas Perlindungan Difabel, Paniradya Gelar Rembag Kaistimewaan di Kulon Progo

Gigih Windar Pratama  /  Muh Khodiq Duhri  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Lembaga di bawah Gubernur DIY, Paniradya Kaistimewaan Jogjakarta kembali menggelar acara Rembag Kaistimewaan dengan Tema “Posbindu Sentosa” yang digelar secara daring, Kamis (2/11/2023). (Istimewa/Tangkapan Layar)

Solopos.com, JOGJA – Lembaga di bawah Gubernur DIY, Paniradya Kaistimewaan Jogjakarta, kembali menggelar acara Rembag Kaistimewaan dengan Tema “Posbindu Sentosa” yang digelar secara daring, Kamis (2/11/2023).

Diskusi ini dihadiri oleh Paniradya Pati Paniradya Kaistimewan DIY Aris Eko Nugroho, Kepala Puskesmas Sentolo 1 Renny Lo, Lurah Kaliagung Kulon Progo Sugeng Nugroho dan Wakil Ketua KDK Santika Kaliagung Winarno. Diskusi ini membahas mengenai pemberdayaan dan perlindungan bagi warga penyandang disabilitas atau difabel di Desa Kaliagung, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo.

Advertisement

Kepala Puskesmas Sentolo 1 Renny Lo yang merupakan penggagas Posbindu Sentosa, menceritakan alasannya untuk memberikan perhatian khusus kepada warga penyandang disabilitas di daerahnya. “Posbindu itu Pos Pelayanan Terpadu di puskesmas, yang membedakan itu singkatan dari Sentosa, yaitu semua penyandang disablitas dapat melayanan secara terpadu, holsitik, sehat dan aman dalam satu layanan bersama kami,” ujarnya.

“Awalnya di 2014-2018 kami mendapatkan laporan kekerasan kepada perempuan dan anak termasuk warga penyandang disabilitas. Pada 2018 Kelurahan Sentolo ini mengeluarkan SK kebijakan bahwa kami harus peduli dengan perempuan, anak dan warga penyandang disabilitas. Sehingga 2019 ada pendampingan ke rumah, di 340 warga daerah binaan yang membutuhkan layanan khusus, tidak mudah mendapatkan akses layanan, maka dari itu kami membentuk tim terpadu untuk mendekatkan diri pada warga penyandang disabilitas ini, lalu berkembang dan melindungi warga penyandang disabilitas,” lanjutnya.

Advertisement

“Awalnya di 2014-2018 kami mendapatkan laporan kekerasan kepada perempuan dan anak termasuk warga penyandang disabilitas. Pada 2018 Kelurahan Sentolo ini mengeluarkan SK kebijakan bahwa kami harus peduli dengan perempuan, anak dan warga penyandang disabilitas. Sehingga 2019 ada pendampingan ke rumah, di 340 warga daerah binaan yang membutuhkan layanan khusus, tidak mudah mendapatkan akses layanan, maka dari itu kami membentuk tim terpadu untuk mendekatkan diri pada warga penyandang disabilitas ini, lalu berkembang dan melindungi warga penyandang disabilitas,” lanjutnya.

Renny Lo menambahkan ada beberapa tantangan dalam membantu warga penyandang disabilitas di daerah Sentolo. Beruntung, adanya bantuan dari lembaga swadaya masyarakat dan pemerintah membuat Renny bisa membantu warga penyandang disabilitas.

“Kendala yang kami hadapi adalah di 2019 kan pendampingan ke rumah, semua petugas dibagi berdasarkan pedusunan, mengunjungi rumah ke rumah di masyarakat. Pada saat mengumpulkan data ternyata kami tidak sendiri, kami bekerja sama dengan LSM Sigap, hanya mereka tidak di bidang kesehatan, LSM Sigap ini sangat mendukung kami, termasuk dengan lurah. Dengan SK Pak Lurah kami mendirikan KDK Santika Kaliagung untuk membant warga penyandang disabilitas,” lanjutnya.

Advertisement

“Ketika ada kesempatan mendapatkan bantuan dari Paniradyan Kaistimewaan kami bersyukur, karena secara hukum sudah sah, jadi ada badan hukumnya. Kami menjalankan Posbindu ini dari hati, sampai salah satu dokter kami mendapatkan penghargaan ke istana. Setelah lolos untuk mendapatkan bantuan, kami alokasikan 40 persen kesehatan, 60 pemberdayaan supaya secara ekonomi terbantu dan lebih sehat,” tegasnya.

Wakil Ketua KDK Santika Kaliagung, Winarno, membenarkan pernyataan Renny Lo yang menyebut alokasi dana yang didapatkan menjadi tepat guna bagi warga penyandang disabilitas. “Kami mendapatkan bantuan kesehatan dan pemberdayaan, 40 persen untuk pembelian alat-alat kesehatan serta ada pelatihannya agar bisa mandiri menggunakannya. Di bidang ekonomi produktif kemarin ada kami membuat keripik benguk, agar warga penyandang disabilitas secara ekonomi bisa lebih terangkat,” tegasnya.

Aktivitas ini mendapatkan apresiasi dari Lurah Kaliagung, Kecamatan Kulon Progo, Sugeng Nugroho, mengapresiasi adanya program Posbindu Sentosa. Menurutnya, program ini bisa membantu perlindungan dan pemberdayaan bagi warga penyandang disabilitas.

Advertisement

“Kami dari pemerintah kaliagung mendukung dan sangat memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada Sentolo 1, Posbindu berjalan baik, kegiatan rutin berjalan bagi warga penyandang disabilitas di Kelurahan Kaliagung. Kami berterima kasih dan bangga dengan program ini untuk membantu warga disabilitas. Data di kaliagung warga penyandang disabilitas ada 150 orang dari berbagai kelainan,” kata dia.

Paniradya Pati Paniradya Kaistimewan DIY, Aris Eko Nugroho, berharap program Posbindu Sentosa ini bisa dicontoh lembaga-lembaga lainnya di Jogja. Menurutnya, pihak Paniradyan ini membantu lembaga-lembaga tersebut agar bisa berkembang dengan Dana Kaistimewaan.

Kami di Paniradya ini belajar menyempurnakan program yang sudah ada, saat ini kami memperkenalkan ada kelembagaan yang punya inovasi yang betul-betul dibutuhkan masyarakat, kalau memang itu bisa mendapatkan alokasi kenapa tidak. Tahun ini Rp3,3 miliar angka yang diberikan untuk inovasi, angka ini kecil dibandingkan seluruh Dana Kaistimewaan. Untuk menemukan yang bersambut baik ini belum banyak, saat ini baru ada 15 inovasi yang coba kami push, di provinsi empat  dan di 11 kabupaten kota, paling banyak di Gunung Kidul. Arahan Ngarso Dalim itu Dana Kaistimewaan ini berguna untuk masyarakat,” ujarnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif