SOLOPOS.COM - Ilustrasi kambing. (freepik)

Solopos.com, GUNUNGKIDUL—Dalam waktu dua hari, Selasa-Rabu (20-21/2/2024), sebanyak 26 ekor kambing di Padukuhan Sawur, Kalurahan Sawahan, Ponjong, Gunungkidul, DIY, mati mendadak. Dugaan sementara, kambing-kambing itu mengalami keracunan.

Menurut Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Gunungkidul, Retno Widyastuti, pihaknya masih mencari penyebab pasti kematian tersebut.

Promosi Komeng The Phenomenon, Diserbu Jutaan Pemilih Anomali

Dia pun menjelaskan kronologi kematian puluhan ekor kambing di Gunungkidul tersebut.

Retno menerangkan pada awalnya hanya ada 22 ekor kambing mati pada Selasa (20/2/2024). Sedangkan empat ekor sisanya masih hidup namun dalam proses pengobatan oleh UPT Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Karangmojo.

“Empat ekor yang diobati akhirnya mati tanggal 21 Februari 2024,” kata Retno saat dihubungi, Rabu (21/2/2024).

Lebih lanjut, Retno menjelaskan UPT Laboratorium Kesehatan Hewan telah mengambil sampel berupa sisa pakan ternak, isi rumen, muntahan, dan darah kambing tersebut.

Sisa pakan yang ditemukan di wadah pakan, terangnya, berupa kleresede, daun telo karet, dan daun pisang.

Pemilik ternak yang mati mendadak, Rochmad, mengatakan jumlah total ternak yang mati lebih banyak daripada pendataan DPKH, tepatnya 28 ekor.

Jumlah tersebut terdiri dari kambing jenis jawa randu dan domba. Kematian terjadi dua hari berturut sejak Selasa (20/2/2024). Hari pertama, ada sebanyak 27 kambing yang mati.

“Selasa itu warga katanya menghitung ada 11 kambing mati, itu pukul 04.30 WIB. Tapi sampai pukul 11.00 WIB yang tadinya sehat ikutan mati, total jadi 25,” kata Rochmad.

Setelah kematian 25 kambing tersebut, pada hari yang sama tepatnya sore dan malam hari, masing-masing ada satu kambing mati. Hari kedua, ada satu ekor lagi kambing yang mati.

Rochmad menerangkan ternak tersebut diberi makan sebagaimana kambing pada umumnya seperti daun ketela, kleresede, dan beluntas. Disinggung kemungkinan penyebab kematian, dia tidak dapat menjawab.

“Saya tidak tahu [sebab kematian]. Secara medis saya masih menunggu hasil lab. Tadi saya sudah mengundang Puskeswan juga,” kata Rochmad.

Menurut dia, kerugian atas matinya 28 kambing yang dia punya mencapai Rp28 juta. Angka tersebut dengan asumsi harga per anak kambing senilai Rp1 juta.

Artikel ini telah tayang di harianjogja.com dengan judul Sebanyak 26 Kambing di Gunungkidul Mati Mendadak, Begini Kronologinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya