SOLOPOS.COM - PKL di sekitaran Depo Mandala Krida mengeluhkan pendapatan yang menurun drastis lantaran adanya tumpukan sampah yang tak kunjung diangkut, Kamis (20/6/2024). (Harian Jogja/Alfi Annissa Karin)

Solopos.com, JOGJA – Masalah sampah belum terselesaikan di Kota Jogja. Setiap hari masyarakat disuguhi dengan pemandangan tumpukan sampah yang menggunung di Depo Mandala Krida. Tumpukan sampah ini disebut-sebut lebih parah dibandingkan kondisi sebelumnya.

Berdasarkan pantauan Harianjogja.com (Solopos Media Group), tumpukan sampah itu bahkan tampak meluber hingga ke badan jalan. Sampah tampak berjejer kira-kira sepanjang 10 meter dengan ketinggian sekitar 3 meter.

Promosi Pemimpin Negarawan yang Bikin Rakyat Tertawan

Aroma tak sedap yang bersumber dari tumpukan sampah sudah tercium pada jarak beberapa meter dari depo. Petugas kebersihan tampak tengah melakukan pemilahan di gunungan sampah itu.

Dua petugas Satlinmas berjaga mengamankan depo. Mereka bertugas menegur masyarakat yang membuang sampah di luar jam yang diperbolehkan. Tak ada masyarakat yang membuang sampah di Depo Mandala Krida, Kamis (20/6/2024) siang.

Tepat di seberang Depo Mandala Krida yang penuh dengan sampah itu, ada beberapa pedagang kaki lima (PKL) yang tetap menjajakan dagangannya, meski aroma tak sedap benar-benar menyeruak dan sangat membuat tidak nyaman para pedagang serta pembeli.

Salah satunya adalah Wagirah, warga Kelurahan Semaki, Kemantren Umbulharjo. Dia bercerita tumpukan sampah itu sangat mempengaruhi penjualannya.

Banyak pelanggannya yang enggan mampir untuk makan lantaran adanya lalat dan bau tidak sedap yang ditimbulkan dari gununagn sampah tersebut. Ibu satu anak yang sehari-hari menjajakan nasi angkringan itu menyebut omzet turun drastis setiap harinya.

“Omzet turun bisa lebih dari 50 persen, bisa dibayangkan sendiri. Dulu cari Rp400.000 sampai Rp450.000 per hari sudah biasa. Sekarang paling-paling hanya Rp150.000 sehari,” katanya sembari menahan tangis, di lokasi kejadian.

Dia menjelaskan tumpukan sampah di Depo Mandala Krida itu terjadi sejak sebelum puasa. Lalu, mencapai kondisi paling parahnya pascalebaran.

Saat itu, Wagirah masih merasa tenang. Sebab, dia mengira tumpukan sampah itu tak akan lama mengendap di sana dan akan diangkut secara rutin. Namun, ternyata itu hanya sebatas perkiraannya saja.

Tumpukan sampah di Depo Mandala Krida tetap menggunung hingga hari ini. Dia mengatakan, kondisi sampah ini bahkan sampai mempengaruhi kesehatannya.

“Saya memang punya penyakit hipertensi, rutin kontrol. Kalau mau kontrol, saya memilih untuk tidak datang ke sini [warung],” ujarnya.

Dampak dari tumpukan sampah itu bukan dia saja yang merasakan. Ada PKL lainnya yang juga mengalami imbas dari gunungan sampah itu.

Wagirah bercerita, bahkan ada pedagang yang sempat pingsan. Sebab, dalam sehari nyaris tak ada pemasukan. Tak banyak yang dia harapkan. Dia hanya meminta kepada pejabat terkait untuk bisa menyelesaikan persoalan sampah.

Dia juga berharap sampah-sampah di Depo Mandala Krida itu bisa diangkut sepenuhnya. “Jadi saya juga bisa berjualan kembali dengan normal,” ungkapnya.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Ngeri! Tumpukan Sampah Jogja Kembali Membludak, PKL di Sekitar Depo Mandala Krida Menangis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya