Jogja
Kamis, 21 Desember 2023 - 20:38 WIB

TPST Tamanmartani Sleman Diresmikan, Mampu Tampung 90 Ton Sampah Per Hari

Newswire  /  Catur Dwi Janati  /  Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo (kiri) saat meninjau operasional TPST Tamanmartani Kalasan setelah resmi mulai beroperasi, Kamis (21/12/2023). (ANTARA/Victorianus Sat Pranyoto)

Solopos.com, SLEMAN — Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Tamanmartani Kalasan, Kabupaten Sleman, akhirnya diresmikan, Kamis (21/12/2023). TPST Tamanmartani ini bisa menampung maksimal hingga 90 ton sampah per hari.

Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, mengatakan pihaknya menargetkan pada 2024 sudah memiliki empat TPST sehingga mampu mengelola sampah yang diproduksi masyarakat di wilayah itu secara mandiri.

Advertisement

“Target kami pada 2024 di Sleman sudah ada empat TPST yang beroperasi sehingga Sleman mampu mengolah sampah produksi masyarakat secara mandiri,” kata dia.

Menurut Kustini, hal ini juga sesuai dengan arahan dari Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, yang meminta agar masing-masing kabupaten/kota dapat mengelola sampah produksi masyarakat secara mandiri.

“Kami optimistis 2024 Sleman mampu mengelola sampah secara mandiri. Hari ini TPST Tamanmartani mulai beroperasi untuk wilayah Sleman timur. Nanti segera beroperasi TPST Sendangsari di Minggir untuk wilayah Sleman barat, dan menyusul dua TPST lagi di wilayah Sleman Tengah,” katanya yang dikutip dari Antara.

Advertisement

Dia mengatakan untuk TPST Tamanmartani yang mulai beroperasi Kamis ini nantinya skema pengelolaan sampah diolah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF) atau sering disebut keripik sampah.

“Pemkab Sleman bekerja sama dengan PT Solusi Bangun Indonesia [SBI] dalam pengelolaan sampah di wilayah itu untuk diolah menjadi RDF atau bahan bakar alternatif pengganti batu bara. Nantinya RDF yang diproduksi di TPST ini akan diambil oleh PT SBI,” katanya.

Kustini mengatakan TPST Tamanmartani mampu menampung maksimal hingga 90 ton sampah per hari.

“Satu modul diperkirakan bisa menampung hingga 30 ton sampah per hari, dengan 50 persen dari sampah yang diolah tersebut bisa menjadi RDF,” katanya.

Advertisement

TPST Tamanmartani di Kapanewon Kalasan dibangun dengan anggaran Rp6,7 miliar untuk pematangan lahan dan konstruksi Rp7,4 miliar, yang bersumber dari APBD Kabupaten Sleman sebesar Rp7,4 miliar dan Dana Keistimewaan (Danais) DIY sebesar Rp6,8 miliar, dengan pagu anggaran operasional Rp2,4 miliar.

Ia mengatakan kerja sama dengan PT SBI ini diharapkan bisa menjadi solusi mengatasi permasalahan sampah di Kabupaten Sleman.

Dalam kerja sama ini, sampah anorganik dari Sleman yang sudah diolah menjadi RDF di TPST akan dipasok ke PT SBI di Cilacap, Jawa Tengah.

“Ini merupakan salah satu upaya dari Pemkab Sleman dalam mengatasi persoalan sampah,” katanya.

Advertisement

Ia mengatakan Pemkab Sleman saat ini telah membangun dua TPST dari rencana tiga TPST yakni di Tamanmartani, Kecamatan Kalasan untuk wilayah Sleman timur dan di Sendangsari, Kecamatan Minggir untuk wilayah Sleman barat.

“Sedangkan untuk TPST di wilayah Sleman tengah dianggarkan pada 2024,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sleman, Epiphana Kristiyani, mengungkapkan pembangunan TPST Tamanmartani dilakukan guna menyelengarakan pengelolaan sampah yang mandiri dan berkelanjutan di Sleman.

TPST Tamanmartani berdiri di atas tanah kas desa (TKD) Tamanmartani dengan luas lahan 11.684 meter persegi. Fasilitas ini mampu mengelola 80-90 ton sampah per hari. Jumlah ini sekitar 40% dari total produksi sampah saat ini di Sleman.

Advertisement

“Sampah Sleman menurut data terakhir masih sekitar 200 ton sampah per hari,” kata Epi yang dikutip dari Harianjogja.com.

Dengan sokongan 30 pekerja, TPST Tamanmartani lanjut Epi diproyeksikan mampu menjangkau wilayah Sleman bagian timur, meliputi Kapanewon Kalasan, Prambanan, Berbah dan Ngemplak.

Pengembangan sampah di TPST mengusung teknologi terbarukan dalam pengubahan sampah menjadi RDF.

“Pengolahan sampah menjadi RDF Ini akan mengubah sampah menjadi bahan bakar atau yang biasa dikenal dengan waste to energy melalui pengeringan yang dinamakan dengan biodrying,” ujar dia.

Pembangunan pengelolaan sampah mandiri ini ditopang dari APBD Sleman. Sementara untuk peralatannya dibeli menggunakan dana APBD dan Dana Keistimewaan (Danais).

Total keseluruhan anggaran yang dikucurkan untuk pembangunan dan pengadaan alat di TPST Tamanmartani mencapai Rp23,9 miliar.

Advertisement

“Semoga TPST Tamanmartani dapat menjadi sebuah awal baru dari kemajuan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Sleman,” tegasnya.

Peresmian TPST Tamanmartani secara langsung dilakukan oleh Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo. Pembangunan TPST Tamanmartani ini kata Kustini merupakan bagian dari komitmen pemerintah mengatasi persoalan sampah.

Ke depan, Sleman berencana membangun Fasilitas serupa di area Sleman barat dan Sleman tengah. Targetnya, pengelolaan sampah di Bumi Sembada bisa selesai di Sleman, tidak tergantung pada TPS Piyungan.

“[Target] selesai di Sleman, 2024 selesai di Sleman. Karena Gubernur menyampaikan setiap daerah menyelesaikan sampahnya sendiri-sendiri,” tandasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif