SOLOPOS.COM - Ilustrasi pupuk Urea. (Istimewa/pupuk-indonesia.com).

Solopos.com, BANTUL — Penyerapan pupuk bersubsidi di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, baru mencapai sekitar 50 persen hingga dua bulan sebelum tutup tahun 2023. Lambatnya penyerapan pupuk bersubsidi ini salah satunya karena mundurnya penanaman padi di beberapa wilayah.

Kabid Sarana dan Prasarana Dinas Ketahanan Panganan dan Pertanian Bantul, Arifin Hartanto, menjelaskan per 30 September 2023, realisasi pupuk bersubsidi berdasarkan mereknya yakni Urea sebesar 52% dan NPK sebesar 50%.

Promosi Timnas Garuda Luar Biasa! Tunggu Kami di Piala Asia 2027

Arifin menyampaikan beberapa permasalahan yang menjadi faktor rendahnya penyerapan ini di antaranya petani yang belum memiliki Kartu Tani atau sudah memiliki Kartu Tani tetapi tidak bisa digunakan.

“Ada beberapa unit bank tani kurang fast response untuk pelayanan Kartu Tani,” ujarnya, beberapa waktu lalu.

Selain itu, kata dia, beberapa kios tidak mau melayani pengambilan manual, padahal pengambilan manual diperbolehkan selama petani itu belum memegang Kartu Tani.

“Cuma dikhawatirkan manual sudah mengambil, Kartu Taninya jadi, dipakai lagi. Karena sistemnya belum bagus, bisa terjadi seperti itu,” katanya.

Sedangkan faktor eksternalnya yakni musim tanam yang mundur di beberapa wilayah akibat kemarau berkepanjangan.

“Karena belum tanam, kalau belum tanam apa artinya pupuk. Kalau stoknya masih banyak. Jumlah petaninya 62.000 sekian yang ada di E-alokasi,” katanya.

Adapun komoditas yang bisa diajukan untuk mendapat pupuk bersubsidi terbatas, meliputi padi, jagung, kedelai, cabe, bawang merah, bawang putih, tebu rakyat, kopi dan bakau.

“Selain itu tidak bisa menggunakan pupuk subsidi itu,” kata dia.

Dibanding tahun-tahun sebelumnya, ia mengakui keterserapan pupuk bersubsidi tahun ini lebih rendah. Hal ini karena pada tahun sebelumnya, kondisi musim masih normal.

“Lebih bagus yang dulu. Karena dulu musimnya juga normal. Sampai dengan Oktober, capaiannya di atas tahun yang sekarang,” ungkapnya.

Untuk menggenjot keterserapan, pihaknya sudah melakukan sosialisasi di setiap kapanewon. Menurut dia, keterserapan ini penting karena penentuan alokasi pupuk bersubsidi berdasarkan angka serapan pada tahun sebelumnya.

“Karena nanti e alokasi, rumusnya menggunakan angka serapan di tahun sebelumnya. Jadi nanti berkurang, karena kemarin diberi tapi tidak terealisasi,” katanya.

Ia mendorong para petani untuk mengakses dulu pupuk bersubsidi walaupun belum digunakan untuk menanam. Pupuk tersebut bisa disimpan untuk dipakai saat hendak menanam.

“Di Desember sering banyak yang mengambil untuk persediaan Februari,” ujarnya.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Penyaluran Pupuk Subsidi di Bantul Baru Sekitar 50 Persen

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya